- a.
Konsep
Viskositas
Viskositas atau kekentalan merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida.Jadi molekul-molekul
yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut
mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya
tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya
air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya
minyak goreng, oli, madu, dan lainnya. Tingkat kekentalan suatu fluida
juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental
zat cair tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan cuma ada pada
fluida riil (rill = nyata). Fluida
riil/nyata adalah fluida yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil berbeda dengan
fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari.
Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis
aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok bahasan Fluida
Dinamis).
b.
Koofisien
Viskositas
Viskositas fluida dilambangkan dengan symbol η (baca :
eta) adalah koofisien viskositas. Jadi tingkat kekentalan suatu fluida
dinyatakan oleh koofisien viskositas fluida tersebut. Secara matematis,
koofisien viskositas bisa dinyatakan dengan persamaan.
Untuk membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar.
Untuk membantu menurunkan persamaan, kita meninjau gerakan suatu lapisan tipis fluida yang ditempatkan di antara dua pelat sejajar.
Lapisan
fluida tipis ditempatkan di antara 2 pelat. Gaya adhesi bekerja antara pelat dan
lapisan fluida yang menempel dengan pelat (molekul fluida dan molekul pelat
saling tarik menarik). Sedangkan gaya kohesi bekerja di antara selaput fluida
(molekul fluida saling tarik menarik).
Mula-mula pelat dan lapisan fluida diam (gambar 1). Setelah itu
pelat yang ada di sebelah atas ditarik ke kanan (gambar 2). Pelat yang ada di
sebelah bawah tidak ditarik (pelat sebelah bawah diam). Besar gaya tarik diatur
sedemikian rupa sehingga pelat yang ada di sebelah atas bergeser ke kanan
dengan laju tetap (v tetap). Karena ada gaya adhesi yang bekerja antara pinggir
pelat dengan bagian fluida yang nempel dengan pelat, maka fluida yang ada di
sebelah bawah pelat juga bergeser ke kanan. Karena ada gaya kohesi antara
molekul fluida, maka fluida yang bergeser ke kanan tadi menarik temannya yang
ada di sebelah bawah. Temannya yang ada di sebelah bawah juga akan bergeser ke
kanan. Temannya tadi narik lagi temannya yang ada di sebelah bawah. begitu
seterusnya.
Pelat yang ada di sebelah bawah diam. Karena pelat diam, maka
bagian fluida yang nempel dengan pelat tersebut juga diam (ada gaya adhesi).
Fluida yang menempel dengan pelat akan menahan temannya yang ada di sebelah
atas. Temannya yang ada di sebelah atas juga menahan temannya yang ada di
sebelah atas… demikian seterusnya.
Karena bagian fluida yang berada di sebelah atas menarik
temannya yang berada di sebelah bawah untuk bergeser ke kanan, sebaliknya
bagian fluida yang ada di sebelah bawah menahan temannya yang ada di sebelah
atas, maka laju fluida tersebut bervariasi. Bagian fluida yang berada di
sebelah atas bergerak dengan laju (v) yang lebih besar, temannya yang berada di
sebelah bawah bergerak dengan v yang lebih kecil, demikian seterusnya. Jadi makin
ke bawah v makin kecil. Dengan kata lain, kecepatan lapisan fluida mengalami
perubahan secara teratur dari atas ke bawah sejauh l (lihat gambar 2)
Perubahan kecepatan lapisan fluida (v) dibagi jarak terjadinya
perubahan (l) = v / l.
v / l dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Pelat yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
v / l dikenal dengan julukan gradien kecepatan. Pelat yang berada di sebelah atas bisa bergerak karena ada gaya tarik (F). Untuk fluida tertentu, besarnya Gaya tarik yang dibutuhkan berbanding lurus dengan luas fluida yang nempel dengan pelat (A), laju fluida (v) dan berbanding terbalik dengan jarak l. Secara matematis, bisa ditulis sebagai berikut :
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, sebaliknya
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir. Tingkat kekentalan fluida
dinyatakan dengan koofisien viskositas. Jika fluida makin kental maka gaya
tarik yang dibutuhkan juga makin besar. Dalam hal ini, gaya tarik berbanding
lurus dengan koofisien kekentalan. Secara matematis bisa ditulis sebagai
berikut :
Satuan
Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 =
Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca
: pwa-zoo-yuh).
1 poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida
|
Temperatur (o C)
|
Koofisien Viskositas
|
Air
|
0
|
1,8 x 10-3
|
20
|
1,0 x 10-3
|
|
60
|
0,65 x 10-3
|
|
100
|
0,3 x 10-3
|
|
Darah (keseluruhan)
|
37
|
4,0 x 10-3
|
Plasma
Darah
|
37
|
1,5 x 10-3
|
Ethyl
alkohol
|
20
|
1,2 x 10-3
|
Oli mesin
(SAE 10)
|
30
|
200 x 10-3
|
Gliserin
|
0
|
10.000 x
10-3
|
20
|
1500 x 10-3
|
|
60
|
81 x 10-3
|
|
Udara
|
20
|
0,018 x 10-3
|
Hidrogen
|
0
|
0,009 x 10-3
|
Uap air
|
100
|
0,013 x 10-3
|
No comments:
Post a Comment