DINAMIKA BINTANG
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi
Salah satu tugas
Mata Kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa
I
Disusun oleh :
Disusun oleh :
Dinar Ginanjar 1104175
Ila Lailatun. S. 1100335
Kholidah 1103103
Muadz Abdul R 0902118
Prana Fahmi L.T 1104365
Kelompok : I
(satu )
JURUSAN
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS
PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat-Nya kepada kita.
Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun
dapat menyusun makalah ini dengan judul “ Dinamika
Bintang “ diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariiksa. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Orang
tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung yang terbaik.
2. Dosen
mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang telah membimbing selama
penulisan makalah ini.
3. Dosen
Pembimbing akademik.
4. Teman
– teman dan pihak lain yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini
Penulis
sadar dalam penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya,
oleh karena itu penulis masih perlu bimbingan dosen mata kuliah Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa serta
teman-teman agar penulisan yang akan datang lebih baik lagi.
Bandung, Juni 2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………i
DAFTAR ISI ……………………………………………………ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang masalah …………………………………………… 1
1.2 Rumusan
masalah …………………………………………… 1
1.3 Tujuan
penulisan makalah …………………………………… 2
1.4 Manfaat
penulisan makalah ……………………………………
2
1.5 Metode
pengkajian makalah ………………………………………… 3
BAB II : Isi
2.1 Matahari
sebagai Bintang …………................................................... 4
2.1.1
Jarak matahari ke bumi…………………………………………5
2.1.2
Suhu matahari ……………………………………………….... 5
2.1.3
Perputaran matahari …………………………………………... 5
2.1.4
Reaksi fusi
…………………..................................................... 6
2.1.5
Struktur matahari ……………………………………………... 7
2.1.6
Aktifitas matahari dan dampaknya …………………………… 9
2.1.7
Pengaruh damn manfaat radiasi matahari
……………………. 12
2.2 Karakteristik
Bintang
2.2.1
Macam-macam rasi bintang …………………………………..15
2.2.2
Besaran Astronomi ……………………………………………22
2.2.3
Riwayat bintang
2.2.3.1
Diagram Hertzsprung-Russel ……………………………………… 29
2.2.3.2 Kelahiran dan Kematian Bintang ……………………………30
BAB III : PENUTUP
3.1 Simpulan ………………………………………………….. 32
3.2
Saran ………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bintang merupakan benda langit yang
memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu
adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan
cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang
menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa
yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Menurut ilmu astronomi, definisi
bintang adalah: "Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga
200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan
energi melalui reaksi fusi nuklir."Oleh sebab itu bintang katai putih dan
bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut
sebagai bintang. Namun demikian tidangzk ada seorang astronompun yang dapat
menghitung jumlah bintang.
Pengindentifikasian bintang-bintang
tampaknya sebagai hal yang tidak mungkin. Tetapi untuk bintang-bintang yang
tampak tempatnya tidak berubah terhadap bintang-bintang lainnya,
bintang-bintang tersebut membentuk pola tertentu yang tidak berubah dari tahun
ke tahun. Sebagian bintang dalam konstelasi jaraknya tidak berdekatan.
Bintang-bintang ini memiliki arah yang sama tetapi berbeda jaraknya terhadap
bumi.
Sekarang konstelasi digunakan para
astronom untuk membagi-bagi bagian langit menjadi bagian-bagian yang lebih
kecil. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengetahui lokasi suatu objek.
1.2
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Mengapa matahari menjadi
salah satu bintang yang ada di alam
semesta?
2.
Bagaimana karakteristik dari
matahari sebagai salah satu bintang ?
3.
Bagaimana karakteristik
Bintang secara umum ?
4.
Bagaimana cara para astronom dalam penentuan besaran
astronomi sebuah bintang ?
5.
Bagaimana riwayat dari
sebuah bintang ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan
dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk
mengetahui dan mendeskripsikan :
1.
Matahari sebagai salah satu
bintang yang ada di alam semesta.
2.
Karakteristik dari matahari
sebagai salah satu bintang.
3.
Karakteristik bintang secara
umum .
4.
Cara para astronom dalam penentuan besaran
astronomi sebuah bintang.
5.
Riwayat dari sebuah bintang .
1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Makalah
ini disusun dengan harapan memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis
,diantaranya :
1.
Dapat menjelaskan tentang matahari
sebagai salah satu bintang yang ada di alam
semesta.
2.
Dapat mengetahui karakteristik
dari matahari sebagai salah satu bintang .
3.
Dapat memahami tentang
karakteristik Bintang secara umum .
4.
Dapat memahami cara para astronom dalam penentuan besaran
astronomi sebuah bintang .
5.
Dapat memahami riwayat dari
sebuah bintang.
1.5
Metode
Pengkajian Makalah
Makalah
ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka, artinya penulis mengambil
data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema
makalah.
BAB
II
ISI
2.1
Matahari Sebagai Bintang
Matahari
adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000
kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan
oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang
kecil jenis G.
Matahari
adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul.
Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah
ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih
pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98%
massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Di
samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di
lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit,
masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari,
yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui
reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta
ton massa setiap saat.
Matahari
dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari
adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke
permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per
meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang
generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi
pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini
terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
2.1.1 Jarak matahari dengan Bumi
Jarak
matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan
astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil =
148 juta km. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kali
diameter Bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Cahaya
matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke Bumi dan cahaya matahari yang
terang ini dapat mengakibatkan siapapun yang memandang terus kepada matahari
menjadi buta.
2.1.2 Suhu
matahari
Menurut perhitungan para ahli,
temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada juga
yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau
logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur
tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25
juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta
derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira
kira sekitar 13.889.000°C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu
meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari.
Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari
menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut
berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen helium sintetis.
2.1.3
Perputaran Matahari
Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap
putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas
teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan
matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio,
TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak
terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang
ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke
seluruh tata surya. Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet
bumi, sementara lapisan ozon pula melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet
dan sinar infra-merah. Terdapat bintik matahari yang muncul dari masa ke masa
pada matahari yang disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik
matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" berbanding
kawasan lain dan mencapai keluasan melebihi ukuran Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan
mengelilingi bumi menghalangi sinaran matahari yang sampai ke Bumi, oleh itu
mengakibatkan terjadinya gerhana matahari.
2.1.4 Reaksi
fusi matahari dan besar energi yang dihasilkan
Reaksi fusi
matahari
Reaksi
fusi pada matahari akan menghasilkan sebagian besar energinya yaitu
Jika
energi yang dilepaskan ketika 1 kg hidrogen dengan massa adalah 1,007825 u, 4He adalah 4,002604u dan 0e
+1 adalah 0,000549. Sehingga energi yang dihasilkan yaitu
4 atom H = 4 x = 4,0313 sma
Energi
=
1 kg = 3,72 x 1027
MeV
2.1.5 Sturuktur
dalam dan atmosfer matahari
Matahari
memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu.
Keenam lapisan tersebut meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona
konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan
korona sebagai daerah terluar dari matahari.
1. Inti
Matahari
Inti adalah area
terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27
juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti
berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume
Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang
sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron,
proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju
bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti
menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu
dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut
termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir
helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar
gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh
energi panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar
dari Matahari melalui radiasi.
2. Zona
radiatif
Zona radiatif
adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam bentuk
radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang
lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari
bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan
densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya
reaksi fusi nuklir.
3. Zona
konvektif
Zona konvektif
adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2
juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona
radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan
lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan
terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi
kurang efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun
untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom
akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang
tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu
tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai
lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom
tersebut “jatuh” kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang
kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya
pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi
saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga
dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai
bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
4. Fotosfer
Fotosfer atau
permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar
5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi
Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut
diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan
Matahari.
5. Kromosfer
Kromosfer adalah
lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena
tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi
gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan
terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah
tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
6. Korona
Korona merupakan
lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat
dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian
Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat
membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona
memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2
juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta
derajat Fahrenheit.
2.1.6 Aktifitas
matahari dan dampaknya
Ada
beberapa peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada permukaan matahari, yaitu
sunspot (bintik matahari), prominesa (lidah api matahari), granulasi (gumpalan
matahari), dan flare.
Sunspot ini berupa bintik-bintik gelap pada
permukaan matahari
(fotosfer). Bintik-bintik gelap terjadi karena keluaran energi dari iinti matahari ke suatu daerah
terhambat sehingga daerah tersebut memiliki suhu lebih rendah daripada suhu
daerah disekitarnya.
Perbedaan
suhu tersebut akan terlihat sebagai noda hitam di matahari. Sunspot sering
terlihat berpasangan dan mempunyai daerah yang luas yaitu sekitar 800 km sampai
dengan 8000 km. Sunspot dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Sunspot
mempunyai siklus yang lamanya rata-rata 1 tahun. Silus ini disebut daur sunspot.
2.
Gumpalan
(granulasi ) pada fotosfer
Gumpalan-gumpalan pada fotosfer merupakan aliran gas panas yang mengepul
dari inti matahari. Gumpalan tersebut kadang-kadang sangat besar sehingga dapat
terlihat dari bumi. Adanya aliran gas panas tersebut menyebabkan terjadinya
perbedaan energi yang cukup besar antara daerah gumpalan dengan daerah
disekitarnya. Itulah sebabnya granulasi terlihat sangat cerah. Jadi, granula
merupakan kebalikan dari noda hitam.
3. Flare
Flare
merupakan letupan cahaya yang disertai lemparan partikel bermuatan listrik dari
matahari. Letupan tersebut merupakan lidah-lidah yang menyala terang di daerah
kelompok-kelompok besar noda matahari. Aliran partikel yang bermuatan listrik
disebut angin matahari.
Bila mencapai atmosfer bumi, angin matahari ini kadang-kadang
menghasilkan cahaya di kutub-kutub bumi. Cahaya yang dihasilkan oleh angin
matahari di kutub matahari disebut aurora. Aurora berbentuk pita yang berwarna
merah, hijau, dan ungu. Adanya aurora ini menyebabkan terjadinya badai magnetik
di bumi. Akibat dari badai magnetik adalah terganggunya arah penunjuk pada
kompas, terganggunya arah penunjuk pada kompas, terganggunya gelombang radio
komunikasi, dan terganggunya transmisi tenaga listrik.
4.
Prominensa
Gangguan lain yang terjadi pada matahari adalah prominensa, yaitu
gumpalan gas panas yang terlontar dengan dahsyat dari permukaan matahari.
Lontaran tersebut dapat mencapai ratusan ribu kilometer sehingga menyerupai
lidah api yang melengkung.
Lontaran gas panas tersebut dapat
mencapai lapisan korona. Lengkungan lidah api tersebut banyak yang kembali lagi
ke kromosfer karena adanya gaya gravitasi matahari. Prominensa dapat dilihat
pada waktu terjadi gerhana matahari total.
5. Angin
Matahari
Angin
Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh
bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya.
Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses
pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi
belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin surya terbagi dua, yaitu
angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500
km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari
Matahari. Angin Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan
berasal dari lubang korona di atmosfer Matahari.
Beberapa
bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah
badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik,
aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang
pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya. Angin
Matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet
Bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan
magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang
melintas.
6. Badai
Matahari
Badai
Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk
di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan
Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan
cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran
100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi. Ketika Matahari
aktif dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai
Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai
Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat
ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari
yang pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1
September 1859. Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang
sedang mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah,
mengamati badai Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling
Matahari. Kejadian ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan
telegraf transatlantik antara Amerika dan Eropa.
2.1.7 Pengaruh
dan manfaat radiasi matahari bagi kehidupan
Matahari
menitipkan energi pada cahayanya untuk disampaikan pada makhluk hidup yang ada
di bumi. Besarnya energi tersebut sebanding dengan manfaat yang diberikan bagi
kehidupan manusia dari mulai kehidupan manusia hingga manfaatnya bagi
lingkungan. Semuanya menjadi bagian dari hidup kita tapi bahkan kita jarang
menyadarinya. Peran dan manfaat cahaya matahari bagi kehidupan yaitu:
A.
Bumi
·
Panas
yang dipancarkan dari cahaya matahari memberikan suhu yang pas untuk
keberlangsungan hidup organisme di muka bumi ini. Bumi ini menerima sinar
matahari yang pas,sehingga dapat menjaga air tetap berbentuk cair,sehingga
makluk yang ada di muka bumi dapat memanfaatkan air untuk kehidupannya.
·
Matahari
memungkinkan adanya siklus hujan,penentu cuaca dan iklim.
·
Matahari
menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang
bergerak atau berotasi mengelilinya Keseluruhan sistem dapat berputar di luar
angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi
B.
Tumbuhan
·
Cahaya
matahari dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan yang berklorofil
untuk froses fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan
oksigen dan berperan sebagai sumber pernapasan bagi hewan dan manusia.
C. Manusia
·
Matahari
dimanfaatkan untuk Pembangkit listrik tenaga matahari contohnya Panel surya
yang dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk
mendapatkan listrik dengan gratis.
·
Mengandung
vitamin D
Menerima paparan sinar matahari 5 menit sehari saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh Anda.
Menerima paparan sinar matahari 5 menit sehari saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh Anda.
·
Membentuk dan
Memperbaiki Tulang
Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang serta mencegah penyakit rakitis dan osteolacia.
Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang serta mencegah penyakit rakitis dan osteolacia.
·
Penawar
Infeksi dan Pembunuh Bakteri
Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma, terapi sinar matahari sangat dibutuhkan.
Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma, terapi sinar matahari sangat dibutuhkan.
·
Meningkatkan Kebugaran
Pernapasan
Sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernapasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahari.
Sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernapasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahari.
·
Kekebalan
Ketika kulit terkena sinar matahari, terjadi penambahan sel darah putih, terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Menurut penelitian, 10 menit di bawah matahari satu-dua kali seminggu dapat mengurangi resiko terkena flu hingga 30% - 40%.
Ketika kulit terkena sinar matahari, terjadi penambahan sel darah putih, terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Menurut penelitian, 10 menit di bawah matahari satu-dua kali seminggu dapat mengurangi resiko terkena flu hingga 30% - 40%.
·
Meredan
Kolesterol Darah
Setelah kolesterol di bawah kulit diubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit.
Setelah kolesterol di bawah kulit diubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit.
·
Mengurangi
Gula Darah
Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk merubah gula darah menjadi glycogen, yang kemudian disimpan dalam hati dan otot.asi matahari yang sangat besar.
Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk merubah gula darah menjadi glycogen, yang kemudian disimpan dalam hati dan otot.asi matahari yang sangat besar.
·
Sinar
matahari membuat kulit terbakar
Terlalu banyak mendapat sinar
matahari, walau pada hari berawan bisa menyebabkan kulit terbakar. UV-B adalah
bagian dari spectrum ultra violet yang membakar kulit hanya 0,2% saja dari
tenaga radiasi yang sampai ke permukaan bumi.
·
Sinar
matahari bisa meningkatkan resiko kanker kulit
Kebanyakan bersentuhan dengan sinar
matahari dengan tingginya trigliserida (lemak) dalam darah adalah faktor paling
besar terjadinya kanker kulit.
·
Sinar
matahari mempercepat proses penuaan
Bertambahnya penggunaan minyak sayur
olahan dalam masakan menyebabkan bertambahnya kehadiran radikal bebas pada
kulit (Z.R Kime dalam “Sunlight Could Save your Live). Radikal bebas ini adalah
bagian dari molekul dengan kecenderungan menyebabkan kerusakan jaringan lapisan
kulit paling luar. Inilah penyebab utama penuaan atau keriput pada kulit.
2.2 Karakteristik
Bintang
2.2.1
Macam macam rasi bintang
1.
Andromeda
Andromeda (IPA: /andromede/) adalah suatu rasi bintang yang melambangkan putri Andromeda, di langit utara dekat Pegasus. Rasi ini cukup panjang dan redup, membentuk huruf "A". Rasi ini terkenal dengan Galaksi Andromedanya.
Andromeda (IPA: /andromede/) adalah suatu rasi bintang yang melambangkan putri Andromeda, di langit utara dekat Pegasus. Rasi ini cukup panjang dan redup, membentuk huruf "A". Rasi ini terkenal dengan Galaksi Andromedanya.
Asensiorekta : 1 h
Deklinasi :+40°
Luas :722 derajat persegi. (19th)
Jumlah bintang utama :4,18
Bintang paling terang : α And (Alpheratz) (2,1m)
Bintang terdekat : Ross 248 (10,32 tahun cahaya)
Obyek Messier : 3
Rasi bintang yang berbatasan : Perseus,Cassiopeia,Lacerta,Pegasus,Pisces dan Triangulum.
Deklinasi :+40°
Luas :722 derajat persegi. (19th)
Jumlah bintang utama :4,18
Bintang paling terang : α And (Alpheratz) (2,1m)
Bintang terdekat : Ross 248 (10,32 tahun cahaya)
Obyek Messier : 3
Rasi bintang yang berbatasan : Perseus,Cassiopeia,Lacerta,Pegasus,Pisces dan Triangulum.
2.
Antlia
adalah suatu rasi bintang yang relatif baru dan dibentuk pada abad ke-18. IAU mengakuinya sebagai salah satu dari 88 rasi bintang modern. Mulai dari utara, Antlia dikelilingi oleh Hydra sang monster laut, Pyxis yang merupakan sebuah kompas, Vela yang merupakan layar dari kapal mitologi Argo dan Centaurus.
adalah suatu rasi bintang yang relatif baru dan dibentuk pada abad ke-18. IAU mengakuinya sebagai salah satu dari 88 rasi bintang modern. Mulai dari utara, Antlia dikelilingi oleh Hydra sang monster laut, Pyxis yang merupakan sebuah kompas, Vela yang merupakan layar dari kapal mitologi Argo dan Centaurus.
Aksensiorekta : 10h
Deklinasi :- 90°
Tampak pada lintang : Antara +45° dan - 90° Pada meridian April
Luas :Total Urutan ke-62, 239 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0
Rasi bintang yang berbatasan : Hydra,Pyxis,Vela, dan Centaurus.
Deklinasi :- 90°
Tampak pada lintang : Antara +45° dan - 90° Pada meridian April
Luas :Total Urutan ke-62, 239 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0
Rasi bintang yang berbatasan : Hydra,Pyxis,Vela, dan Centaurus.
3.
Apus
Apus (cendrawasih adalah suatu rasi bintang
redup di belahan selatan. Pertama kali ditemukan dalam Uranometria yang ditulis
oleh Johann Bayer, tetapi mungkin sudah dipakai untuk navigasi sebelumnya.
Aksensiorekta :16h
Deklinasi :-75°
Letak : Antara 5° dan -90° Pada meridian 9 p.m., July 10
Luas : Total Urutan ke-67, 206 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0 , Bintang tercerah, Magnitudo tampak α Apodis 3.83.
Rasi bintang yang berbatasan : Triangulum Australe,Circinus,Musca, Chamaeleon,Octan, Pavo dan Ara.
Deklinasi :-75°
Letak : Antara 5° dan -90° Pada meridian 9 p.m., July 10
Luas : Total Urutan ke-67, 206 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0 , Bintang tercerah, Magnitudo tampak α Apodis 3.83.
Rasi bintang yang berbatasan : Triangulum Australe,Circinus,Musca, Chamaeleon,Octan, Pavo dan Ara.
4.
Aquarius
Aquarius, atau pembawa air, adalah salah satu dari 88 rasi bintang di langit.
Aquarius, atau pembawa air, adalah salah satu dari 88 rasi bintang di langit.
Aksensiorekta :23h
Deklinasi :-15°
Tampak pada lintang : Antara 65° dan -90° Penampakan terbaik Oktober
Deklinasi :-15°
Tampak pada lintang : Antara 65° dan -90° Penampakan terbaik Oktober
Luas : Total Urutan ke-10 980 derajat
persegi, Banyaknya bintang, magnitudo tampak < 3 2 dan Bintang tercerah.
Magnitudo tampak Sadalsud (β Aqr) :2,9
Rasi bintang yang berbatasan : Pisces, Pegasus, Equuleus, Delphinus, Aquila, Capricornus, Piscis Austrinus, Sculptor dan Cetus.
Magnitudo tampak Sadalsud (β Aqr) :2,9
Rasi bintang yang berbatasan : Pisces, Pegasus, Equuleus, Delphinus, Aquila, Capricornus, Piscis Austrinus, Sculptor dan Cetus.
5.
Aquila
Aquila adalah salah satu dari 48 rasi
bintang yang didaftar oleh Ptolemy dan sekarang juga bagian dari 88 rasi yang
diakui oleh IAU.
Aksensiorekta :20h
Deklinasi :+5°
Letak : Antara +85° dan - 75° Pada meridian July
Luas : Total Urutan ke-22, 652 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 3, Bintang tercerah.
Deklinasi :+5°
Letak : Antara +85° dan - 75° Pada meridian July
Luas : Total Urutan ke-22, 652 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 3, Bintang tercerah.
6.
Ara
Ara (Altar) adalah suatu rasi bintang di selatan yang berada di antara rasi bintang Centaurus dan Lupus.
Ara (Altar) adalah suatu rasi bintang di selatan yang berada di antara rasi bintang Centaurus dan Lupus.
Aksensiorekta :17.39h
Deklinasi :-53.58°
Tampak pada lintang : Antara 25° dan -90° Penampakan terbaik Juli
Luas Total Urutan ke-63 237 derajat persegi, Banyaknya
Deklinasi :-53.58°
Tampak pada lintang : Antara 25° dan -90° Penampakan terbaik Juli
Luas Total Urutan ke-63 237 derajat persegi, Banyaknya
bintang dengan magnitudo tampak < 3 1,
Bintang tercerah.
Magnitudo tampak β Arae 2.9
Rasi bintang yang berbatasan: Corona Australis, Scorpius, Norma, Triangulum Australe, Apus, Pavo dan Telescopium.
Magnitudo tampak β Arae 2.9
Rasi bintang yang berbatasan: Corona Australis, Scorpius, Norma, Triangulum Australe, Apus, Pavo dan Telescopium.
7. Aries
Aries adalah salah satu dari rasi
bintang zodiak, sang domba. Rasi ini berada antara Pisces di sebelah barat dan
Taurus di sebelah timur.
Aksensiorekta
: 3h
Deklinasi : 20°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan -60° Penampakan terbaik Desember
Luas Total Urutan ke-39, 441 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 2 Bintang tercerah Hamal (α Ari) 2.0
Rasi bintang yang berbatasan :Perseus, Triangulum, Pisces, Cetus dan Taurus
Deklinasi : 20°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan -60° Penampakan terbaik Desember
Luas Total Urutan ke-39, 441 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 2 Bintang tercerah Hamal (α Ari) 2.0
Rasi bintang yang berbatasan :Perseus, Triangulum, Pisces, Cetus dan Taurus
8. Auriga
Auriga adalah suatu rasi bintang di belahan utara. Rasi ini adalah satu dari 48 rasi yang didaftar oleh Ptolemy, dan juga satu dari 88 rasi bintang modern. Bintang tercerahnya adalah Capella, yang dihubungkan dengan Amalthea. Tiga bintangnya, Epsilon, Zeta dan Eta Aurigae disebut "Anak-anak".
Auriga adalah suatu rasi bintang di belahan utara. Rasi ini adalah satu dari 48 rasi yang didaftar oleh Ptolemy, dan juga satu dari 88 rasi bintang modern. Bintang tercerahnya adalah Capella, yang dihubungkan dengan Amalthea. Tiga bintangnya, Epsilon, Zeta dan Eta Aurigae disebut "Anak-anak".
Aksensiorekta
: 6 h
Deklinasi
: 40°
Tampak
pada lintang : Antara 90° dan
-40° Pada meridian 9 p.m. Mei 20
Luas Total Urutan ke-21 657 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan, magnitudo tampak < 3 4
Bintang tercerah Magnitudo tampak Capella 0.08.
Hujan meteor Rasi bintang yang berbatasan : Camelopardalis, Perseus, Taurus, Gemini dan Lynx.
Luas Total Urutan ke-21 657 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan, magnitudo tampak < 3 4
Bintang tercerah Magnitudo tampak Capella 0.08.
Hujan meteor Rasi bintang yang berbatasan : Camelopardalis, Perseus, Taurus, Gemini dan Lynx.
9. Bootes
Boötes, "Sang Penggembala", adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Claudius Ptolemaeus. Dalam rasi ini terdapat bintang tercerah keempat di langit malam, Arcturus.
Boötes, "Sang Penggembala", adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Claudius Ptolemaeus. Dalam rasi ini terdapat bintang tercerah keempat di langit malam, Arcturus.
Aksensiorekta : 15 h
Deklinasi : 30°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan −50° Penampakan terbaik
Juni
Luas Total Urutan ke-13 907 derajat persegi Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 3 Bintang tercerah
Rasi bintang yang berbatasan : Canes Venatici, Coma Berenices, Corona Borealis, Draco, Hercules, Serpens, Virgo, dan Ursa Major.
Luas Total Urutan ke-13 907 derajat persegi Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 3 Bintang tercerah
Rasi bintang yang berbatasan : Canes Venatici, Coma Berenices, Corona Borealis, Draco, Hercules, Serpens, Virgo, dan Ursa Major.
10. Caelum
Caelum
(pahat) adalah suatu rasi bintang kecil di belahan selatan yang diperkenalkan
oleh Nicolas Louis de Lacaille.
Aksensiorekta : 5 h
Deklinasi : -40°
Deklinasi : -40°
Tampak pada lintang : Antara 40° dan -- -90°
Rasi bintang yang berbatasan : Columba, Lepus, Eridanus, Horologium, Dorado dan Pictor.
Rasi bintang yang berbatasan : Columba, Lepus, Eridanus, Horologium, Dorado dan Pictor.
11. Camelopardalis
Camelopardalis (berarti "seekor
jerapah") adalah suatu rasi bintang di belahan utara yang besar, tetapi
redup, pertama dicatat oleh Jakob Bartsch pada tahun 1624, tetapi mungkin
ditemukan lebih awal oleh Petrus Plancius.
Aksensiorekta :6h
Deklinasi :70°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan -10° Pada meridian 9 p.m., February 1
Luas : Total Urutan ke-18, 757 derajat persegi, Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Deklinasi :70°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan -10° Pada meridian 9 p.m., February 1
Luas : Total Urutan ke-18, 757 derajat persegi, Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Rasi bintang yang berbatasan : Draco, Ursa Minor, Cepheus,
Cassiopei, Perseus, Auriga, Lynx, dan Ursa Major.
12. Cancer
Dalam astronomi dan astrologi, Cancer,
adalah salah satu dari 12 rasi bintang zodiak. Cancer berukuran kecil dan
redup, dan banyak orang menganggap rasi ini tidak menyerupai kepiting. Rasi ini
berada di antara Gemini di sebelah barat dan Leo di sebelah timur, Lynx di
sebelah utara serta Canis Minor dan Hydra di sebelah selatan.
Aksensiorekta : 9 h
Deklinasi : 20°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan −60° Penampakan terbaik Maret.
Luas : Total Urutan ke-31 506 derajat persegi Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Rasi bintang yang berbatasan : Lynx, Gemini, Canis Minor, Hydra, dan Leo.
Deklinasi : 20°
Tampak pada lintang : Antara 90° dan −60° Penampakan terbaik Maret.
Luas : Total Urutan ke-31 506 derajat persegi Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Rasi bintang yang berbatasan : Lynx, Gemini, Canis Minor, Hydra, dan Leo.
13. Canes Venatici
Canes
Venatici (anjing pemburu) adalah suatu rasi bintang kecil di utara, yang
diperkenalkan oleh Johannes Hevelius pada abad ke-17. Rasi ini melambangkan
anjing Chara dan Asterion yang dibawa dan dikendalikan oleh Boötes.
Aksensiorekta : 13h
Deklinasi : 40°
Letak : Antara 90° dan -40°
Luas : Total Urutan ke-38 465 derajat
persegi
Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 1
Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 1
14.
Canis
Major
Canis Major (anjing besar)
adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga dalam daftar 48 rasi
buatan Ptolemaeus. Rasi ini terletak di sebelah tenggara Orion, dilalui oleh
perpanjangan bidang Tropic of Capricorn di langit, dan pita Bima Sakti di ujung
timurnya. Rasi ini melambangkan salah satu anjing yang mengikuti Orion sang
pemburu (lihat juga rasi bintang Orion, Canis Minor, dan Canes Venatici).
Asensiorekta : 7 h
Deklinasi :−20°
Tampak pada lintang antara +60° dan −90° Penampakan terbaik pukul 21.00 selama bulan Februari.
Tampak pada lintang antara +60° dan −90° Penampakan terbaik pukul 21.00 selama bulan Februari.
15. Canis Minor
Canis Minor (anjing kecil) adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga dalam daftar 48 rasi Ptolemy. Rasi ini melambangkan salah satu anjing yang mengikuti Orion sang pemburu.
Aksensiorekta : 8 h
Deklinasi : 5°
Tampak pada lintang : Antara 85° dan -75°
16.
Capricornus
Capricornus adalah salah satu dari rasi bintang zodiak. Biasanya dikenal sebagai Capricorn, khususnya dalam astrologi. Rasi ini melambangkan kambing bertanduk, sekalipun kadang banyak yang menyebutnya kambing laut. Capricornus adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Ptolemy. Dalam batas rasi bintang modern, rasi ini dikelilingi oleh Aquila, Sagittarius, Microscopium, Piscis Austrinus dan Aquarius.
Aksensiorekta : 21 h
Capricornus adalah salah satu dari rasi bintang zodiak. Biasanya dikenal sebagai Capricorn, khususnya dalam astrologi. Rasi ini melambangkan kambing bertanduk, sekalipun kadang banyak yang menyebutnya kambing laut. Capricornus adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Ptolemy. Dalam batas rasi bintang modern, rasi ini dikelilingi oleh Aquila, Sagittarius, Microscopium, Piscis Austrinus dan Aquarius.
Aksensiorekta : 21 h
Deklinasi :
-20°
Tampak pada lintang : Antara
60° dan -90° Penampakan terbaik September
Beberapa rasi bintang yang banyak ditemukan dan dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu Fungsi Rasi Bintang Sebagai Penunjuk Arah Mata
Angin
Alam telah menyediakan seluruh sumber dayanya yang
tak terhingga bagi hajat hidup manusia sekalian. Hanya saja, terkadang manusia
belum terlampau jeli untuk mampu menyingkap berbagai tabir rahasia yang telah
disediakan alam baginya.
Arah mata angin, menjadi kebutuhan mendasar bagi
setiap manusia yang sedang melakukan perjalanan. Saat ini, telah tersedia
berbagai macam alat navigasi yang canggih dan modern guna memudahkan kita dalam
membaca arah mata angin. Namun, perlu kita ingat bahwa manusia-manusia kuno
perintis peradaban terdahulu telah mampu memanfaatkan alam sebagai pembimbing
navigasi mereka dalam wujud rasi bintang.
Rasi bintang diidentifikasikan untuk menandai
acuan arah mata angin (tentunya yang akan berfungsi terutama saat malam hari)
dengan berbagai bentuknya. Metode kuno yang terbukti akurat hingga sekarang.
Berikut ini beberapa rasi bintang yang dapat dijadikan acuan
sebagai penunjuk arah mata angin :
1.
Rasi Bintang Ursa Major atau Biduk,
Merupakan rasi bintang yang berfungsi
sebagai penunjuk arah Utara.
Rasi Bintang Ursa Major atau disebut juga dengan rasi bintang Great Bear (Beruang Besar)/Biduk yang menunjukkan arah utara berbentuk seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh.
Rasi Bintang Ursa Major atau disebut juga dengan rasi bintang Great Bear (Beruang Besar)/Biduk yang menunjukkan arah utara berbentuk seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh.
Rasi bintang ini terlihat
sepanjang tahun di langit utara. Pada rasi bintang ini, ada satu bintang yang
paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α (perhatikan gambar peta
rasi bintang disamping).
2. Rasi bintang Crux, sebagai penunjuk arah
Selatan
Rasi bintang ini
berbentuk seperti ikan pari, layang-layang, atau salib dan bisa kita lihat pada
langit malam dengan arah agak ke selatan. Sehingga Rasi bintang yang satu ini
desbut juga sebagai Rasi bintang Salib Selatan.
Pada rasi bintang ini,
ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang
diberi simbol α (lihat gambar disamping).
Rasi bintang ini dapat
dilihat di langit sebelah barat. Disebut juga dengan nama Rasi bintang Pemburu
atau Rasi bintang Waluku. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu dalam
bahasa yunani, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune,
seorang pemburu terbaik di dunia.
Orion
ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk
Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik di rasi orion ini adalah adanya
bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Bellatrix identik dengan tokoh dalam
Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah
satu judul film anak-anak
waktu dulu.
Selain
sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini atau waluku dalam bahasa
Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk
mulai menggarap sawah dan ladangnya.
4. Rasi bintang Scorpius/Scorpion, sebagai penunjuk arah Tenggara.
4. Rasi bintang Scorpius/Scorpion, sebagai penunjuk arah Tenggara.
Rasi bintang keempat yang bisa dikenali dan
menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang kalajengking atau Scorpio. Rasi
bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk
konstelasinya cukup banyak.
Pada
konstelasi ini juga terdapat bntang Antares, salah satu bintang paling terang
yang pernah ditemukan.
2.2.2 Besaran Astronmi
Para ahli menentukan
besaran mendasar astronomi suatu bintang yaitu dengan cara:
1. Massa
Bintang
Pada
dasarnya tidak ada alat yang bisa digunakan untuk secara langsung mengukur
massa sebuah obyek di langit. Massa
suatu benda langit hanya dapat ditentukan dari pengaruh gravitasinya pada benda
langit lainnya, yaitu dari gerak orbitnya.
Contohnya
adalah massa Matahari yang dapat ditentukan dengan mengamati gerak orbit
planet. Dan untuk penentuan massa bintang, secara umum hanya dapat ditentukan
bila bintang itu merupakan komponen bintang ganda.
Berdasarkan Hukum
Kepler ketiga, kuadrat kala edar obyek yang mengorbit Matahari sebanding dengan
pangkat tiga jarak rata-rata si obyek dari matahari. Dan hubungan Hukum
Gravitasi Newton dan Hukum Kepler ketiga bisa memberikan massa total kedua
bintang dalam sistem bintang ganda dalam hubungan :
( (2.4)
Dengan
P=
periode orbit, dan = massa kedua bitang, R
= total jarak antara kedua bintang.
2. Jarak
a. Metode
paralaks
Lihat gambar, andaikan matahari adalah
jarak Bumi-Matahari, d adalah jarak Matahari – bintang, dan p adalah sudut
parallaks, didapatkan formula paralaks:
d(parsec) = 1 / p (detik busur)
Metode paralaks
trigonometri hanya bisa digunakan untuk mendapatkan jarak bintang-bintang
terdekat yakni sampai 100 parsec.
b. Magnitudo
mutlak bintang
Dengan mengukur terang suatu bintang, lalu menaksir
kuat cahaya sebenarnya bintang itu. Karena
energi yang dipancarkan sumber pada selang waktu satu detik akan melewati
pemrukaan bola itu dalam waktu satu detik juga maka:
E = L / (4π d2) (2.5)
Jika luminositas dapat diketahui, dan E bisa diukur maka jarak bintang
dapat diketahui. Bintang yang luminositasnya besar akan memiliki magnitudi
kecil sedangkan bintang dengan luminositas kecil akan memiliki magnitudo yang
besar. untuk menentukan kuat cahaya sebenarnya sebuah bintang, maka
didefinisikan besaran magnitudo mutlak yaitu magnitudo bintang andaikan bintang
diamati pada jarak yang sama yaitu 10 parsec. Jika ada dua bintang dengan
magnitudo mutlak M1 dan M2 maka berlaku persamaan Pogson :
M1
– M2 = -2,5 log (L1/L2)
c.
Modulus Jarak
Jika jarak bintang dalam parsec adalah d dan
fluks pancaran E dan magnitudo semu bintang m dan kita andaikan si bintang
diamati dari jarak 10 parsec. Dan jika diandaikan fluks pancaran bintang E’,
maka menurut persamaan Pogson: m – M = 2,5 log (E/E’)
dan luminositas bintang L, maka : m – M = 2,5 log [(L/(4π d2)) / (L
/(4π 102))] Maka, selisih magnitudo semu dan magnitudo mutlak akan
memberikan harga jarak bintang dari pengamat setelah dikoreksi terhadap serapan
antar bintang.
m – M =
– 5 + 5 log d
Besaran
m – M tersebut disebut modulus jarak.
d.
Cepheid Sebagai Lilin Penentu Jarak
Maka
modulus jarak bisa diketahui dengan m dari pengamatan pada bintang variabel
Cepheid galaksi lain yang diamati, dan jarak pun bisa diketahui :
m – M = – 5 + 5 log d
3.
Gerak
Bila diamati, bintang selalu bergerak di
langit malam, baik itu tiap jam maupun tiap hari akibat pergerakan Bumi relatif
terhadap bintang (rotasi dan revolusi Bumi). Walaupun begitu, bintang
sebenarnya benar-benar bergerak, sebagian besar karena mengitari pusat galaksi,
namun pergerakannya itu sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dalam
pengamatan berabad-abad. Gerak semacam inilah yang disebut gerak sejati
bintang.Gerak sejati bintang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah geraknya,
yaitu:
a. Kecepatan Radial
Kecepatan radial, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah
kecepatan bintang menjauhi atau mendekati pengamat. Kecepatan ini biasanya
cukup besar, sehingga terjadi peristiwa pergeseran panjang gelombang. Kecepatan
radial bintang dapat diukur dengan metode Efek Doppler.
Kebanyakan
gerak bintang-bintang yang dapat diaamati geraknya memiliki kelajuan yang jauh
di bawah kelajuan cahaya, sehinggi kita gunakan saja persamaan yang kedua.
Penting untuk mengetahui kecepatan bintang dan galaksi umumnya dinyatakan dalam
km/s.
b. Kecepatan Tangensial
Kecepatan
tangensial adalah kecepatan gerak bintang pada bola langit. Misalkan pada suatu
tahun, bintang tersebut berada pada α,δ sekian, namun pada tahun
berikutnya posisinya berubah. Perubahan koordinat dalam tiap tahun ini disebut proper
motion (μ) yang merupakan kecepatan sudut bintang (perubahan sudut
per perubahan waktu). Kecepatan liniernya dinyatakan dalam satuan kilometer per
detik. Kecepatan linier inilah yang dikatakan kecepatan tangensial, yang dapat
dicari dengan menggunakan rumus keliling lingkaran. Misal perubahan posisi
bintang dari x ke x’, yaitu sebesar μ (detik busur)
setiap tahunnya.
Perhatikan gambar:
d (parsec) dan μ (“)
kita juga memiliki hubungan d
= 1/p untuk d dalam parsec dan p dalam detik busur
Keliling = 360 º = 1296000”
Keliling = 2πd = 2π/p
dan mengingat
definisi kecepatan sudut, v = ω d, maka:
c.
Kecepatan total
Di
atas kita telah membahas kecepatan bintang dalam arah radial dan tangensial,
sekarang kita akan mencari kecepatan total bintang, v. Karena arah sumbu
radial dan tangensial tegak lurus, maka dengan mudah kita dapat
menyelesaikannya menggunakan dalil Pythagoras atau trigonometri. Ingatlah sudut
yang dibentuk antara sumbu radial dan vektor kecepatan bintang disebut sudut β.
v2 = vr2
+ vt2
vr = v cos β
vt = v sin β
4.Suhu
Para ahli bisa memperkirakan suhu permukaan Matahari dengan berpedoman
pada spektrum radiasi benda hitam. Atau jika Luminositas dan Jari-jarinya
diketahui maka dengan menggunakan persamaan Luminositas, Suhu dapat diketahui.
Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka
luminositasnya adalah:
L = 4πR2σT4
T =
5.
Jari-Jari
Untuk mengukur jari-jari suatu bintang maka terlebih dahulu kita dapat
mengukur diameter bintang. Dari kecerlangan dan jarak bintang, kita bisa
menghitung luminositasnya (L), sementara dari observasi
terhadap kecerlangan pada panjang gelombang yang berbeda, kita bisa menghitung
temperaturnya (T). Karena radiasi dari banyak bintang dapat diperkirakan dengan
cukup akurat melalui spektrum benda-hitam Planck, besaran yang diperoleh dapat
dihubungkan melalui persamaan:
L = 4πR2σT4
R =
Dari sini, kita memperoleh cara untuk menghitung R, radius (jari-jari)
bintang.
6. Magnitudo
Secara tradisi kecerahan bintang
dinyatakan dalam satuan magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik
menggunakan mata bugil maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m)
atau magnitudo semu. Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat
oleh mata bugil dibagi dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling
cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup. Terdapat juga kecerahan yang diukur
secara mutlak, yang menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini
dikenal sebagai magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5.
Magnitudo adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang
terhubungkan melalui persamaan,
M = -25 log E + konstanta
dimana
m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
dan
2.2.3 Riwayat Bintang
Bintang-bintang
lahir di nebula dari hasil pengerutan, kemudian terjadi fragmentasi sehingga
membentuk kelompok-kelompok yang disebut protobintang . Bintang yang
bermassa besar dan panas umumnya membentuk raksasa biru dan bintang yang
relatif kecil membentuk katai kuning , seperti Matahari. Bintang-bintang
besar dan panas memiliki inti konvektif dan lapisan selubungyang radiatif.
Sedangkan bintang-bintang kecil seperti Matahari yangmemiliki inti radiatif dan
lapisan selubung konvektif. Bintang tersebut terus berevolusi seiring
dengan waktu. Bintang bermassa besar jauh lebih terang dan lebih singkat
umurnya daripada bintang bermassa sedang. Begitu pula nasib suatu bintang
ditentukan oleh massanya.
2.2.3.1 Diagram
Hertzsprung-Russel
Diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R adalah diagram
hubungan antara magnitude mutlak/luminositas dan kelas spektrum bintang/indeks
warna. Diagram H-R digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis bintangyang berbeda
dan juga untuk mencocokkan prediksi model teoritis evolusi bintang dengan
pengamatan. Pengelompokan bintang pada jalur yang berbeda menunjukkan adanya
perbedaan tahap evolusi bintang.
Kebanyakan
bintang mendiami suatu jalur dari kiri atas ke kanan bawahyang disebut sebagai
deret utama . Ini dapat diinterpretasikan bahwa bagi kebanyakan bintang,
makin tinggi suhu permukaannya makin terang cahayanya.
Bintang
pada kelompok ini adalah bintang yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen
di intinya. Hampir 90% usia bintang dihabiskan pada tahap deret utama ini yang
menjadi penyebab tingginya populasi.
Bintang
deret utama disebut juga sebagai bintang katai. Kelompok yang tampak terlihat
jelas berikutnya adalah kelompok yangdisebut sebagai cabang raksasa, tempat
bagi bintang-bintang yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen di kulit
yang mengelilingi inti helium yang belum terbakar.
BINTANG DAN
DINAMIKANYA35
2.2.3.2
Kelahiran
dan Kematian Bintang
Para bintang lahir dalam awan molekul raksasa di antariksa.
Mereka lahir dalam peristiwa yang disebut runtuh gravitasi. Awan molekul
raksasa ini runtuh perlahan menjadi potongan-potongan kecil. Tiap potongan
ini melepaskan energi potensial gravitasi dalam bentuk panas. Semakin
panas dan panas hingga akhirnya menjadi bola berputar superpanas yang disebut protostar (proto
bintang atau janin bintang).
a.
Cebol coklat
Dalam
peristiwa runtuh gravitasi ini, tentu potongan-potongannya tidak sama. Ada
yang besar, ada yang kecil. Janin bintang yang terlalu kecil (8% massamatahari)
gagal lahir menjadi bintang. Ia tidak mati sih, tapi menjadi cebol coklat. Cebol
coklat adalah bayi bintang prematur. Ia tidak mampu memulai fusi nuklir,tapi
masih terlalu besar untuk menjadi planet. Cebol coklat umumnya memiliki massa
sebesar 13 kali planet Yupiter. Ia gelap dan sendirian dengan cahaya yang
redup. Setelah beberapa juta tahun, ia begitu coklat hingga akhirnya hitam
legam.
b. Cebol merah
Ia tidak seredup cebol coklat. Cebolmerah dapat hidup hingga
ratusan miliar tahun. Jauh lebih lama dari cebol coklat. Padahal keduanya sama-sama
cebol. Pada akhirnya, cebol merah juga akan mati. Ia sekarat setelah
membakar habis seluruh hidrogennya. Ia tidak mampu membakar heliumnya dan
karenanya ia menjadi bintang yang seluruhnya helium. Bersinar sebagai cebol
putih. Umurnya terlalu panjang. Para ilmuwan berpendapat bahwa nyawa cebol
putih benar-benar berakhir saat ia menjadi cebol hitam.
c. Bintang rata-rata
Sedikit lebih besar dari cebol merah adalah cebol kuning.
Matahari kita tergolong cebol kuning. Sebenarnya ia tidak terlalu cebol. Usia
hidupnya sekitar 10 miliar tahun. Bintang rata-rata, seperti matahari
kita, punya saat sekarat yang menarik. Iacukup besar untuk memakan helium
setelah hidrogen habis dikonsumsi.Konsumsi helium membuat dirinya menggembung.
Menjadi besar sekali dari ukuran aslinya. Saat-saat menjelang mati, ia berubah
menjadi raksasa merah.
d. Raksasa
Kelompok bintang yang ukurannya jauh di atas rata-rata ada
si raksasa. Para bintang raksasa yang ukurannya bisa ratusan kali
matahari.
BINTANG DAN
DINAMIKANYA41
e. Maharaksasa
Ada bintang yang lebih besar daripada bintang raksasa, yaitu
maharaksasa.Bintang maharaksasa ukurannya lebih dari 40 kali massa matahari.
Volumenya bisa jutaan kali matahari, menelan orbit Bumi dan Mars.Intinya
adalah besi, diselubungi oleh silikon, oksigen, neon, karbon, dan helium. Lapisan-lapisan
maharaksasa ini terbentuk akibat membakar zat yang lainsebelum yang masih ada
habis dibakar. Sebelum hidrogen habis, ia sudah membakar helium.
Helium sendiri hasil dari memakan hidrogen jadi helium lebih
sedikit. Sebelum helium habis, dia sudah mambakar karbon, dan seterusnya. Saat inti
besinya telah mencapai batas TOV (Tolman-Oppenheimer-Volkoff) ia akanmeledak,
jauh lebih dahsyat dari ledakan bintang raksasa. Ledakannya disebut hypernova.INTANG DAN DINAMIKANYA43
f. Supermaharaksasa
Sebenarnya
tidak ada yang namanya super maharaksasa. Secara astrofisika, ada yang dinamakan
batas Eddington. Batas ini adalah batas dimana sebuah bintang tidak dapat
lagi menahan dorongan keluar dari radiasinya sendiri. Ia terlalu terang sehingga
tidak dapat eksis dalam satu kesatuan. Batas Eddington adalah 120 kali massa
matahari. Jadi, tidak ada bintang yang lebih berat dari 120 kali massa matahari
. Dalam masa yang sangat panjang, akhir hayatnya begitu singkat dan spektakuler.
Dari nova, supernova hingga hypernova. Letupan yang cemerlangnya menerangi
galaksi dan terpantau jutaan tahun cahaya. Cahaya ini hanya
bertahan beberapa detik saja atau paling panjang, hanya beberapa bulan.
Hembusan nafas terakhir bintang yang sekarat, pada gilirannya akan menjadi
benih bagi bintang baru. Sisa-sisa supernova dan nova kembali mengembun
dan menjadi awan molekul raksasa
BINTANG DAN DINAMIKANYA41
BAB
III
PENUTUP
3.1
Simpulan
Berdasarkan
penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa matahari merupakan salah satu
bintang yang ada di alam semesta. Hal itu dapat dijelaskan karena matahari
dapat memancarkan cahaya sendiri.
Matahari akan bersinar selama reaksi fusi yang ada didalam matahari
masih berlangsung.
Dalam
penentuan besaran astronomi sebuah bintang, para astronom menggunakan beberapa
cara diantaranya yaitu :
·
Metode Paralak yang digunakan untuk
mengukur jarak sebuah bintang.
d(parsec) = 1 / p
(detik busur)
·
Dengan penerapan hubungan Hukum Gravitasi Newton dan Hukum
Kepler ketiga untuk penentuan massa bintang.
(
·
Dengan meninjau spectrum radiasi benda
hitam untuk mementukan suhu bintang.
L = 4πR2σT4
T =
·
Berdasarkan hubungan antara luminositas
dan jarak maka kita dapat juga menentukan jari-jarinya.
L = 4πR2σT4
R =
·
Kecerlangan bintang (magnitude)
M = -25 log E + konstanta
dimana
m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
dan
Dalam
hidupnya, sebuah bintang akan dimulai dari nebula (awan gas) kemudian atom-atom
dari awan saling tarik menarik akibat adanya gaya gravitasi dan akhirnya
membentuk jabang bintang ( protostar ) yang kemudian mengerut, memanas, dan
memijar serta bersinar (star) .
Nebula
protostar Star Red giant Supergiant
Planetary
nebula Supernova Neutron Star
White dwarf Black hole
Black
dwarf
3.2
Saran
Dengan berakhirnya pembuatan makalah ini, penulis
mempunyai berbagai saran sebagai berikut:
1.
Baik
penulis maupun pembaca agar memahami seutuhnya tentang dinamika bintang
sehingga dapat mengambil manfaat dan menghindari dampak negative yang dapat
ditimbulkan.
2.
Baik
penulis maupun pembaca dapat lebih menggali cara-cara para astronom dalam
menentukan besaran-besaran astronomi yang sulit ditentukan secara langsung.
DAFTAR
PUSTAKA
Arulastro.
2012. Bintang. (http://arulastro.blogspot.com/2012/06/apa-itu-bintang.html, Diakse tanggal 12 Juni 2013)
Minda,
Sari. 2012. Perkembangan Ilmu Falak Pada
Masa Heliosentris.
(http://id. Perkembangan Ilmu Falak Pada
Masa Heliosentris.html, diakses tanggal 7 maret 2013)
Ramlan, Taufik. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Fisika FPMIPA UPI
Sepukelrisal. 2012. Bintang di galaksi
kita. (http://sepukelrisal.wordpress.com/2012/03/15/sang-bintang-di-galaksi-kita/,
Diakses tanggal 11 Juni 2013).
Terima kasih informasinya. Sangat bermanfaat.
ReplyDelete