Thursday 26 December 2013


DINAMIKA BINTANG
MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu tugas
Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa


Description: 600px-Logoupi.jpg
 
I
Disusun oleh :




Disusun oleh :
             Dinar Ginanjar                       1104175
                                                 Ila Lailatun. S.                       1100335
                                                 Kholidah                                1103103
                                                 Muadz Abdul R                     0902118
                                                 Prana Fahmi L.T                    1104365
Kelompok : I (satu )
                                        
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013






















KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberi rahmat-Nya kepada kita. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Penyusun dapat menyusun makalah ini dengan judul “ Dinamika Bintang “ diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariiksa. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung yang terbaik.
2.      Dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang telah membimbing selama penulisan makalah ini.
3.      Dosen Pembimbing akademik.
4.      Teman – teman dan pihak lain yang telah membantu  dalam penulisan makalah ini
Penulis sadar dalam penulisan makalah ini masih banyak kelemahan dan kekurangannya, oleh karena itu penulis masih perlu bimbingan dosen mata kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa  serta teman-teman agar penulisan yang akan datang lebih baik lagi.


Bandung,  Juni  2013


Penulis















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR     ……………………………………………………i
DAFTAR ISI                    ……………………………………………………ii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah     …………………………………………… 1
1.2  Rumusan masalah             …………………………………………… 1
1.3  Tujuan penulisan makalah …………………………………… 2
1.4  Manfaat penulisan makalah          …………………………………… 2
1.5  Metode pengkajian makalah ………………………………………… 3
BAB II : Isi
2.1  Matahari sebagai Bintang …………................................................... 4
2.1.1        Jarak matahari ke bumi…………………………………………5
2.1.2        Suhu matahari ……………………………………………….... 5
2.1.3        Perputaran matahari …………………………………………... 5
2.1.4        Reaksi fusi …………………..................................................... 6
2.1.5        Struktur matahari ……………………………………………... 7
2.1.6        Aktifitas matahari dan dampaknya …………………………… 9
2.1.7        Pengaruh damn manfaat radiasi matahari ……………………. 12
2.2  Karakteristik Bintang
2.2.1        Macam-macam rasi bintang …………………………………..15
2.2.2        Besaran Astronomi ……………………………………………22
2.2.3        Riwayat bintang
2.2.3.1           Diagram Hertzsprung-Russel ……………………………………… 29
2.2.3.2  Kelahiran dan Kematian Bintang ……………………………30
BAB III : PENUTUP
3.1 Simpulan     ………………………………………………….. 32
3.2 Saran           ………………………………………………….. 33
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Bintang merupakan benda langit yang memancarkan cahaya. Terdapat bintang semu dan bintang nyata. Bintang semu adalah bintang yang tidak menghasilkan cahaya sendiri, tetapi memantulkan cahaya yang diterima dari bintang lain. Bintang nyata adalah bintang yang menghasilkan cahaya sendiri. Secara umum sebutan bintang adalah objek luar angkasa yang menghasilkan cahaya sendiri (bintang nyata).
Menurut ilmu astronomi, definisi bintang adalah: "Semua benda masif (bermassa antara 0,08 hingga 200 massa matahari) yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir."Oleh sebab itu bintang katai putih dan bintang neutron yang sudah tidak memancarkan cahaya atau energi tetap disebut sebagai bintang. Namun demikian tidangzk ada seorang astronompun yang dapat menghitung jumlah bintang.
Pengindentifikasian bintang-bintang tampaknya sebagai hal yang tidak mungkin. Tetapi untuk bintang-bintang yang tampak tempatnya tidak berubah terhadap bintang-bintang lainnya, bintang-bintang tersebut membentuk pola tertentu yang tidak berubah dari tahun ke tahun. Sebagian bintang dalam konstelasi jaraknya tidak berdekatan. Bintang-bintang ini memiliki arah yang sama tetapi berbeda jaraknya terhadap bumi.
Sekarang konstelasi digunakan para astronom untuk membagi-bagi bagian langit menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Hal ini membuat lebih mudah untuk mengetahui lokasi suatu objek.

1.2     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Mengapa matahari menjadi salah satu bintang yang ada di alam  semesta?
2.      Bagaimana karakteristik dari matahari sebagai salah satu bintang ?
3.      Bagaimana karakteristik Bintang secara umum ?
4.      Bagaimana cara  para astronom dalam penentuan besaran astronomi sebuah bintang ?
5.      Bagaimana riwayat dari sebuah bintang ?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan :
1.      Matahari sebagai salah satu bintang yang ada di alam  semesta.
2.      Karakteristik dari matahari sebagai salah satu bintang.
3.      Karakteristik bintang secara umum .
4.      Cara  para astronom dalam penentuan besaran astronomi sebuah bintang.
5.      Riwayat dari sebuah bintang .

1.4  Manfaat Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat bagi pembaca maupun penulis ,diantaranya  :
1.      Dapat menjelaskan tentang matahari sebagai salah satu bintang yang ada di alam  semesta.
2.      Dapat mengetahui karakteristik dari matahari sebagai salah satu bintang .
3.      Dapat memahami tentang karakteristik Bintang secara umum .
4.      Dapat memahami cara  para astronom dalam penentuan besaran astronomi sebuah bintang .
5.      Dapat memahami riwayat dari sebuah bintang.


1.5     Metode Pengkajian Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode studi pustaka, artinya penulis mengambil data melalui kegiatan membaca berbagai literatur yang relevan dengan tema makalah.


BAB II
ISI

2.1   Matahari Sebagai Bintang
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G.
Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul pada matahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
2.1.1 Jarak matahari dengan Bumi                   
Jarak matahari ke bumi adalah 93.000.000 mil. Jarak ini dipakai sebagai satuan astronomi. Satu satuan astronomi (Astronomical Unit = AU) adalah 93 juta mil = 148 juta km. Dibandingkan dengan bumi, diameter matahari kira-kira 112 kali diameter Bumi. Gaya tarik matahari kira-kira 30 kali gaya tarik bumi. Cahaya matahari menempuh masa 8 menit untuk sampai ke Bumi dan cahaya matahari yang terang ini dapat mengakibatkan siapapun yang memandang terus kepada matahari menjadi buta.

2.1.2 Suhu matahari
Menurut perhitungan para ahli, temperatur di permukaan matahari sekitar 6000 derajat Celsius namun ada juga yang menyebutkan suhu permukaan sebesar 5500 derajat Celsius. Jenis batuan atau logam apapun yang ada di Bumi ini akan lebur pada suhu setinggi itu. Temperatur tertinggi terletak di bagian tengahnya yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta derajat Celsius namun disebutkan juga kalau suhu pada intinya 15 juta derajat Celsius. Ada pula yang menyebutkan temperatur di inti matahari kira kira sekitar 13.889.000°C. Menurut JR Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr Bothe menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi hidrogen helium sintetis.
2.1.3 Perputaran Matahari
Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya. Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet bumi, sementara lapisan ozon pula melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah. Terdapat bintik matahari yang muncul dari masa ke masa pada matahari yang disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" berbanding kawasan lain dan mencapai keluasan melebihi ukuran Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinaran matahari yang sampai ke Bumi, oleh itu mengakibatkan terjadinya gerhana matahari.
2.1.4 Reaksi fusi matahari dan besar energi yang dihasilkan
Reaksi fusi matahari
Reaksi fusi pada matahari akan menghasilkan sebagian besar energinya yaitu
Jika energi yang dilepaskan ketika 1 kg hidrogen dengan massa  adalah 1,007825 u, 4He adalah 4,002604u dan 0e +1 adalah 0,000549. Sehingga energi yang dihasilkan yaitu
                 
 
     
                                 
4 atom H = 4 x  = 4,0313 sma
Energi  =
1 kg = 3,72 x 1027 MeV
2.1.5 Sturuktur dalam dan atmosfer matahari
Description: Struktur MatahariMatahari memiliki enam lapisan yang masing-masing memiliki karakteristik tertentu. Keenam lapisan tersebut meliputi inti Matahari, zona radiatif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam (interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari matahari.

1.      Inti Matahari
Inti adalah area terdalam dari Matahari yang memiliki suhu sekitar 15 juta derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Berdasarkan perbandingan radius/diameter, bagian inti berukuran seperempat jarak dari pusat ke permukaan dan 1/64 total volume Matahari. Kepadatannya adalah sekitar 150 g/cm3. Suhu dan tekanan yang sedemikian tingginya memungkinkan adanya pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron. Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian Matahari yang lebih luar. Sementara itu, energi panas di dalam inti menyebabkan pergerakan elektron dan proton sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain menyebabkan reaksi fusi nuklir (sering juga disebut termonuklir). Inti Matahari adalah tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen. Energi hasil reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas dan cahaya yang diterima di Bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari Matahari melalui radiasi.
2.      Zona radiatif
Zona radiatif adalah daerah yang menyelubungi inti Matahari. Energi dari inti dalam bentuk radiasi berkumpul di daerah ini sebelum diteruskan ke bagian Matahari yang lebih luar. Kepadatan zona radiatif adalah sekitar 20 g/cm3 dengan suhu dari bagian dalam ke luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan terjadinya reaksi fusi nuklir.
3.      Zona konvektif
Zona konvektif adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhu zona konvektif adalah sekitar 2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti Matahari akan bergerak menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi. Energi dari inti Matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut “jatuh” kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam waktu beberapa minggu.
4.      Fotosfer
Fotosfer atau permukaan Matahari meliputi wilayah setebal 500 kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat Fahrenheit). Sebagian besar radiasi Matahari yang dilepaskan keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai sinar Matahari di Bumi, 8 menit setelah meninggalkan Matahari.
5.      Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana Matahari total, di mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat sebagai bingkai berwarna merah di sekeliling Matahari. Warna merah tersebut disebabkan oleh tingginya kandungan helium di sana.
6.      Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari Matahari. Lapisan ini berwarna putih, namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang dipancarkan tidak sekuat bagian Matahari yang lebih dalam. Saat gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya berwarna putih di sekeliling Matahari. Lapisan korona memiliki suhu yang lebih tinggi dari bagian dalam Matahari dengan rata-rata 2 juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
2.1.6 Aktifitas matahari dan dampaknya
Ada beberapa peristiwa atau aktivitas yang terjadi pada permukaan matahari, yaitu sunspot (bintik matahari), prominesa (lidah api matahari), granulasi (gumpalan matahari), dan flare.
1.      Sunspot atau noda hitam sering juga disebut sebagai noda matahari.
Description: sunspot Sunspot ini berupa bintik-bintik gelap pada permukaan matahari (fotosfer). Bintik-bintik gelap terjadi karena keluaran energi dari iinti matahari ke suatu daerah terhambat sehingga daerah tersebut memiliki suhu lebih rendah daripada suhu daerah disekitarnya.

Perbedaan suhu tersebut akan terlihat sebagai noda hitam di matahari. Sunspot sering terlihat berpasangan dan mempunyai daerah yang luas yaitu sekitar 800 km sampai dengan 8000 km. Sunspot dapat berlangsung selama berbulan-bulan. Sunspot mempunyai siklus yang lamanya rata-rata 1 tahun. Silus ini disebut daur sunspot.

2.      Gumpalan (granulasi ) pada fotosfer
Gumpalan-gumpalan pada fotosfer merupakan aliran gas panas yang mengepul dari inti matahari. Gumpalan tersebut kadang-kadang sangat besar sehingga dapat terlihat dari bumi. Adanya aliran gas panas tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan energi yang cukup besar antara daerah gumpalan dengan daerah disekitarnya. Itulah sebabnya granulasi terlihat sangat cerah. Jadi, granula merupakan kebalikan dari noda hitam.
3.      Flare
Description: Akitivitas flare di matahariFlare merupakan letupan cahaya yang disertai lemparan partikel bermuatan listrik dari matahari. Letupan tersebut merupakan lidah-lidah yang menyala terang di daerah kelompok-kelompok besar noda matahari. Aliran partikel yang bermuatan listrik disebut angin matahari.
Bila mencapai atmosfer bumi, angin matahari ini kadang-kadang menghasilkan cahaya di kutub-kutub bumi. Cahaya yang dihasilkan oleh angin matahari di kutub matahari disebut aurora. Aurora berbentuk pita yang berwarna merah, hijau, dan ungu. Adanya aurora ini menyebabkan terjadinya badai magnetik di bumi. Akibat dari badai magnetik adalah terganggunya arah penunjuk pada kompas, terganggunya arah penunjuk pada kompas, terganggunya gelombang radio komunikasi, dan terganggunya transmisi tenaga listrik.
4.      Prominensa
Gangguan lain yang terjadi pada matahari adalah prominensa, yaitu gumpalan gas panas yang terlontar dengan dahsyat dari permukaan matahari. Lontaran tersebut dapat mencapai ratusan ribu kilometer sehingga menyerupai lidah api yang melengkung.
Description: aktivitas prominensa di matahariLontaran gas panas tersebut dapat mencapai lapisan korona. Lengkungan lidah api tersebut banyak yang kembali lagi ke kromosfer karena adanya gaya gravitasi matahari. Prominensa dapat dilihat pada waktu terjadi gerhana matahari total.

5.      Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna. Kecepatan angin surya terbagi dua, yaitu angin cepat yang mencapai 400 km/s dan angin cepat yang mencapai lebih dari 500 km/s. Kecepatan ini juga bertambah secara eksponensial seiring jaraknya dari Matahari. Angin Matahari yang umum terjadi memiliki kecepatan 750 km/s dan berasal dari lubang korona di atmosfer Matahari.
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya. Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang melintas.
6.      Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi. Badai Matahari yang pertama kali tercatat dalam pustaka astronomi adalah pada tanggal 1 September 1859. Dua peneliti, Richard C. Carrington dan Richard Hodgson yang sedang mengobservasi bintik Matahari melalui teleskop di tempat terpisah, mengamati badai Matahari yang terlihat sebagai cahaya putih besar di sekeliling Matahari. Kejadian ini disebut Carrington Event dan menyebabkan lumpuhnya jaringan telegraf transatlantik antara Amerika dan Eropa.

2.1.7 Pengaruh dan manfaat radiasi matahari bagi kehidupan
Matahari menitipkan energi pada cahayanya untuk disampaikan pada makhluk hidup yang ada di bumi. Besarnya energi tersebut sebanding dengan manfaat yang diberikan bagi kehidupan manusia dari mulai kehidupan manusia hingga manfaatnya bagi lingkungan. Semuanya menjadi bagian dari hidup kita tapi bahkan kita jarang menyadarinya. Peran dan manfaat cahaya matahari bagi kehidupan   yaitu:
A.    Bumi
·         Panas yang dipancarkan dari cahaya matahari memberikan suhu yang pas untuk keberlangsungan hidup organisme di muka bumi ini. Bumi ini menerima sinar matahari yang pas,sehingga dapat menjaga air tetap berbentuk cair,sehingga makluk yang ada di muka bumi dapat memanfaatkan air untuk kehidupannya.
·         Matahari memungkinkan adanya siklus hujan,penentu cuaca dan iklim.
·         Matahari menjadi penyatu planet-planet dan benda angkasa lain di sistem tata surya yang bergerak atau berotasi mengelilinya Keseluruhan sistem dapat berputar di luar angkasa karena ditahan oleh gaya gravitasi
B.     Tumbuhan
·         Cahaya matahari dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan yang berklorofil untuk froses fotosintesis, sehingga tumbuhan dapat tumbuh serta menghasilkan oksigen dan berperan sebagai sumber pernapasan bagi hewan dan manusia.
C.     Manusia
·         Matahari dimanfaatkan untuk Pembangkit listrik tenaga matahari contohnya Panel surya yang  dipasang di atap bangunan dan rumah di daerah perkotaan untuk mendapatkan listrik dengan gratis.
·         Mengandung vitamin D
Menerima paparan sinar matahari 5 menit sehari saja sama artinya dengan memberikan 400 unit vitamin D pada tubuh Anda.
·         Membentuk dan Memperbaiki Tulang
Kondisi ini adalah solusi dalam pembentukan dan perbaikan tulang serta mencegah penyakit rakitis dan osteolacia.
·         Penawar Infeksi dan Pembunuh Bakteri
Sinar matahari mampu membunuh bakteri penyakit, virus, dan jamur. Pada perawatan TBC, erysipelas, keracunan darah, peritonisis, pneumonia, mumps, dan asma, terapi sinar matahari sangat dibutuhkan.
·         Meningkatkan Kebugaran Pernapasan
Sinar matahari juga mampu meningkatkan kebugaran pernapasan karena jumlah glikogen akan bertambah setelah berjemur di bawah terik matahari.
·         Kekebalan
Ketika kulit terkena sinar matahari, terjadi penambahan sel darah putih, terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Menurut penelitian, 10 menit di bawah matahari satu-dua kali seminggu dapat mengurangi resiko terkena flu hingga 30% - 40%.
·         Meredan Kolesterol Darah
Setelah kolesterol di bawah kulit diubah menjadi vitamin D, otak dan tubuh kemudian memberikan sinyal kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit.
·         Mengurangi Gula Darah
Sinar matahari adalah insulin alami yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Hal inilah yang merangsang tubuh untuk merubah gula darah menjadi glycogen, yang kemudian disimpan dalam hati dan otot.
asi matahari yang sangat besar.
·         Sinar matahari membuat kulit terbakar
Terlalu banyak mendapat sinar matahari, walau pada hari berawan bisa menyebabkan kulit terbakar. UV-B adalah bagian dari spectrum ultra violet yang membakar kulit hanya 0,2% saja dari tenaga radiasi yang sampai ke permukaan bumi.
·         Sinar matahari bisa meningkatkan resiko kanker kulit
Kebanyakan bersentuhan dengan sinar matahari dengan tingginya trigliserida (lemak) dalam darah adalah faktor paling besar terjadinya kanker kulit.
·         Sinar matahari mempercepat proses penuaan
Bertambahnya penggunaan minyak sayur olahan dalam masakan menyebabkan bertambahnya kehadiran radikal bebas pada kulit (Z.R Kime dalam “Sunlight Could Save your Live). Radikal bebas ini adalah bagian dari molekul dengan kecenderungan menyebabkan kerusakan jaringan lapisan kulit paling luar. Inilah penyebab utama penuaan atau keriput pada kulit.

2.2  Karakteristik Bintang
2.2.1 Macam macam rasi bintang
1.      Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/1-77.pngAndromeda
Andromeda (IPA: /andromede/) adalah suatu rasi bintang yang melambangkan putri Andromeda, di langit utara dekat Pegasus. Rasi ini cukup panjang dan redup, membentuk huruf "A". Rasi ini terkenal dengan Galaksi Andromedanya.
Asensiorekta                       : 1 h    
Deklinasi                 :+40°
Luas                                    :722 derajat persegi. (19th)
Jumlah bintang utama         :4,18
Bintang paling terang         : α And (Alpheratz) (2,1m)
Bintang terdekat     : Ross 248 (10,32 tahun cahaya)
Obyek Messier                                : 3
Rasi bintang yang berbatasan         : Perseus,Cassiopeia,Lacerta,Pegasus,Pisces dan Triangulum.
2.      Antlia
adalah suatu rasi bintang yang relatif baru dan dibentuk pada abad ke-18. IAU mengakuinya sebagai salah satu dari 88 rasi bintang modern. Mulai dari utara, Antlia dikelilingi oleh Hydra sang monster laut, Pyxis yang merupakan sebuah kompas, Vela yang merupakan layar dari kapal mitologi Argo dan Centaurus.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/2-58.png
Aksensiorekta          : 10h
Deklinasi                  :- 90°
Tampak pada lintang : Antara +45° dan - 90° Pada meridian April
Luas                         :Total Urutan ke-62, 239 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0
Rasi bintang yang berbatasan : Hydra,Pyxis,Vela, dan Centaurus.
3.      Apus
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/3-54.pngApus (cendrawasih adalah suatu rasi bintang redup di belahan selatan. Pertama kali ditemukan dalam Uranometria yang ditulis oleh Johann Bayer, tetapi mungkin sudah dipakai untuk navigasi sebelumnya.

Aksensiorekta          :16h
Deklinasi                  :-75°
Letak                        : Antara 5° dan -90° Pada meridian 9 p.m., July 10
Luas                         : Total Urutan ke-67, 206 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 0 , Bintang tercerah, Magnitudo tampak α Apodis 3.83.
Rasi bintang yang berbatasan : Triangulum Australe,Circinus,Musca, Chamaeleon,Octan, Pavo dan Ara.
4.      Aquarius
Aquarius, atau pembawa air, adalah salah satu dari 88 rasi bintang di langit.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/16-9.pngAksensiorekta                         :23h
Deklinasi                     :-15°
Tampak pada lintang   : Antara 65° dan -90° Penampakan terbaik Oktober
 Luas                                    : Total Urutan ke-10 980 derajat persegi, Banyaknya bintang, magnitudo tampak < 3 2 dan Bintang tercerah.
Magnitudo tampak Sadalsud (β Aqr)                      :2,9
Rasi bintang yang berbatasan                                  : Pisces, Pegasus, Equuleus, Delphinus, Aquila, Capricornus, Piscis Austrinus, Sculptor dan Cetus.
5.      Aquila
Aquila adalah salah satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Ptolemy dan sekarang juga bagian dari 88 rasi yang diakui oleh IAU.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/5-42.pngAksensiorekta          :20h
Deklinasi      :+5°
Letak                       : Antara +85° dan - 75° Pada meridian July
Luas             : Total Urutan ke-22, 652 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 3, Bintang tercerah.

6.      Ara
Ara (Altar) adalah suatu rasi bintang di selatan yang berada di antara rasi bintang Centaurus dan Lupus.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/6-41.pngAksensiorekta                                     :17.39h
Deklinasi                                 :-53.58°
Tampak pada lintang               : Antara 25° dan -90° Penampakan terbaik Juli
Luas Total Urutan ke-63 237 derajat persegi, Banyaknya
bintang dengan magnitudo tampak < 3 1, Bintang tercerah.
Magnitudo tampak β Arae 2.9
Rasi bintang yang berbatasan: Corona Australis, Scorpius, Norma, Triangulum Australe, Apus, Pavo dan Telescopium.
7.      Aries
Aries adalah salah satu dari rasi bintang zodiak, sang domba. Rasi ini berada antara Pisces di sebelah barat dan Taurus di sebelah timur.


Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/7-35.png Aksensiorekta     : 3h
Deklinasi         : 20°
Tampak pada lintang        : Antara 90° dan -60° Penampakan terbaik Desember
Luas Total Urutan ke-39, 441 derajat persegi, magnitudo tampak < 3 2 Bintang tercerah Hamal (α Ari) 2.0
Rasi bintang yang berbatasan      :Perseus, Triangulum, Pisces, Cetus dan Taurus

8.      Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/3-54.pngAuriga
Auriga adalah suatu rasi bintang di belahan utara. Rasi ini adalah satu dari 48 rasi yang didaftar oleh Ptolemy, dan juga satu dari 88 rasi bintang modern. Bintang tercerahnya adalah Capella, yang dihubungkan dengan Amalthea. Tiga bintangnya, Epsilon, Zeta dan Eta Aurigae disebut "Anak-anak".

Aksensiorekta                      : 6 h
Deklinasi                              : 40°
Tampak pada lintang            : Antara 90° dan -40° Pada meridian 9 p.m. Mei 20
Luas Total Urutan ke-21 657 derajat persegi, Banyaknya bintang dengan, magnitudo tampak < 3 4
Bintang tercerah Magnitudo tampak Capella 0.08.
Hujan meteor Rasi bintang yang berbatasan : Camelopardalis, Perseus, Taurus, Gemini dan Lynx.

9.      Bootes
Boötes, "Sang Penggembala", adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Claudius Ptolemaeus. Dalam rasi ini terdapat bintang tercerah keempat di langit malam, Arcturus.

Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/9-28.pngAksensiorekta                 : 15 h
Deklinasi                         : 30°
Tampak pada lintang      : Antara 90° dan −50° Penampakan terbaik Juni
Luas Total Urutan ke-13 907 derajat persegi Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 3 Bintang tercerah
Rasi bintang yang berbatasan : Canes Venatici, Coma Berenices, Corona Borealis, Draco, Hercules, Serpens, Virgo, dan Ursa Major.

10.  Caelum
Caelum (pahat) adalah suatu rasi bintang kecil di belahan selatan yang diperkenalkan oleh Nicolas Louis de Lacaille.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/10-24.pngAksensiorekta       : 5 h
Deklinasi               : -40°
Tampak pada lintang                     : Antara 40° dan -- -90°
Rasi bintang yang berbatasan       : Columba, Lepus, Eridanus, Horologium, Dorado dan Pictor.


11.  Camelopardalis
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/3-54.pngCamelopardalis (berarti "seekor jerapah") adalah suatu rasi bintang di belahan utara yang besar, tetapi redup, pertama dicatat oleh Jakob Bartsch pada tahun 1624, tetapi mungkin ditemukan lebih awal oleh Petrus Plancius.

Aksensiorekta                      :6h
Deklinasi                              :70°
Tampak pada lintang            : Antara 90° dan -10° Pada meridian 9 p.m., February 1
Luas                                     : Total Urutan ke-18, 757 derajat persegi, Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Rasi bintang yang berbatasan          : Draco, Ursa Minor, Cepheus, Cassiopei, Perseus, Auriga, Lynx, dan Ursa Major.
12.  Cancer
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/12-16.pngDalam astronomi dan astrologi, Cancer, adalah salah satu dari 12 rasi bintang zodiak. Cancer berukuran kecil dan redup, dan banyak orang menganggap rasi ini tidak menyerupai kepiting. Rasi ini berada di antara Gemini di sebelah barat dan Leo di sebelah timur, Lynx di sebelah utara serta Canis Minor dan Hydra di sebelah selatan.

Aksensiorekta                      : 9 h
Deklinasi                              : 20°
Tampak pada lintang            : Antara 90° dan −60° Penampakan terbaik Maret.
Luas                                     : Total Urutan ke-31 506 derajat persegi Banyaknya bintang, dengan magnitudo tampak < 3 0.
Rasi bintang yang berbatasan : Lynx, Gemini, Canis Minor, Hydra, dan Leo.
13.  Canes Venatici
Canes Venatici (anjing pemburu) adalah suatu rasi bintang kecil di utara, yang diperkenalkan oleh Johannes Hevelius pada abad ke-17. Rasi ini melambangkan anjing Chara dan Asterion yang dibawa dan dikendalikan oleh Boötes.
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/13-14.pngAksensiorekta : 13h
Deklinasi         : 40°
Letak               : Antara  90° dan -40°
Luas             : Total Urutan ke-38 465 derajat persegi
Banyaknya bintang dengan magnitudo tampak < 3 1

14.  Canis Major
Canis Major (anjing besar) adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga dalam daftar 48 rasi buatan Ptolemaeus. Rasi ini terletak di sebelah tenggara Orion, dilalui oleh perpanjangan bidang Tropic of Capricorn di langit, dan pita Bima Sakti di ujung timurnya. Rasi ini melambangkan salah satu anjing yang mengikuti Orion sang pemburu (lihat juga rasi bintang Orion, Canis Minor, dan Canes Venatici).
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/14-14.pngAsensiorekta   : 7 h
Deklinasi         :−20°
Tampak pada lintang antara +60° dan −90° Penampakan terbaik pukul 21.00 selama bulan Februari.


15.  Canis Minor
Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/15-10.png
Canis Minor (anjing kecil) adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga dalam daftar 48 rasi Ptolemy. Rasi ini melambangkan salah satu anjing yang mengikuti Orion sang pemburu.

Aksensiorekta                 : 8 h
Deklinasi                         : 5°
Tampak pada lintang      : Antara 85° dan -75°
16.  Description: http://i329.photobucket.com/albums/l390/hikarinet/16-9.pngCapricornus
Capricornus adalah salah satu dari rasi bintang zodiak. Biasanya dikenal sebagai Capricorn, khususnya dalam astrologi. Rasi ini melambangkan kambing bertanduk, sekalipun kadang banyak yang menyebutnya kambing laut.
Capricornus adalah salah satu dari 88 rasi bintang modern, dan juga satu dari 48 rasi bintang yang didaftar oleh Ptolemy. Dalam batas rasi bintang modern, rasi ini dikelilingi oleh Aquila, Sagittarius, Microscopium, Piscis Austrinus dan Aquarius.
Aksensiorekta                   : 21 h
Deklinasi                              : -20°
Tampak pada lintang      :  Antara 60° dan -90° Penampakan terbaik September
Beberapa rasi bintang yang banyak ditemukan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu Fungsi Rasi Bintang Sebagai Penunjuk Arah Mata Angin
Alam telah menyediakan seluruh sumber dayanya yang tak terhingga bagi hajat hidup manusia sekalian. Hanya saja, terkadang manusia belum terlampau jeli untuk mampu menyingkap berbagai tabir rahasia yang telah disediakan alam baginya.
Arah mata angin, menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap manusia yang sedang melakukan perjalanan. Saat ini, telah tersedia berbagai macam alat navigasi yang canggih dan modern guna memudahkan kita dalam membaca arah mata angin. Namun, perlu kita ingat bahwa manusia-manusia kuno perintis peradaban terdahulu telah mampu memanfaatkan alam sebagai pembimbing navigasi mereka dalam wujud rasi bintang.
Rasi bintang diidentifikasikan untuk menandai acuan arah mata angin (tentunya yang akan berfungsi terutama saat malam hari) dengan berbagai bentuknya. Metode kuno yang terbukti akurat hingga sekarang.
Berikut ini beberapa rasi bintang yang dapat dijadikan  acuan sebagai penunjuk arah mata angin :
1.      Rasi Bintang Ursa Major atau Biduk,
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuk1yjBztY1GyjGwZ9At8OTtnCCbZ48qP34p_LtZxcMkT-wGAWZYUg2dxj2UIIv89GmEpTC4GCXW4lhfROeyS1JZ_oAa-fJS2zTieHNNnTYpHT-Bo1uGmyMSlJr3Kqo9lv8Kx5Ywfg7A4/s400/Gambar+Seni+Rasi+Bintang+Great+Bear.PNGMerupakan rasi bintang yang berfungsi sebagai penunjuk arah Utara.
Rasi Bintang Ursa Major atau disebut juga dengan rasi bintang Great Bear (Beruang Besar)/Biduk yang menunjukkan arah utara berbentuk seperti gayung, dan terdiri dari 7 buah bintang, karena itu juga terkadang rasi bintang ini disebut sebagai konstelasi bintang tujuh.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhv4xcwJgM57LcltUX59I_gru77VpkWopQ5XsxJ2x_WrEMag9VVjsr86dj7wv5M3RZIUuO91NkKMfYBDAz3UXPTXpHZRGap5TZCq2zkXVoXxHABva9qsH1Ue2Uf4NV5dlPLijF2_JN7J_I/s1600/Peta+Rasi+Bintang.gif
Rasi bintang ini terlihat sepanjang tahun di langit utara. Pada rasi bintang ini, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α (perhatikan gambar peta rasi bintang disamping).


2.      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRB551x8CWZ3I0T4XDl-zMzarcqHZuHahJJyupQTeJvbM6j7bxok-A7rl7jHzb39ps2xmYE3tJQVMrGTkPNfXBQidAzQIT7Y_bB8y9jXldCLPYd5RLVHU2beBo_rn5U5-v9dmV-j46Rvk/s400/Seni+rasi+bintang+Crux.PNGRasi bintang Crux, sebagai penunjuk arah Selatan
Rasi bintang ini berbentuk seperti ikan pari, layang-layang, atau salib dan bisa kita lihat pada langit malam dengan arah agak ke selatan. Sehingga Rasi bintang yang satu ini desbut juga sebagai Rasi bintang Salib Selatan.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoYIwe3gkHGZBpZHBuz5VtN8ROBoXI2Clq7qVpvO3HWzl41VfRhx31a8zqYs9FHZcmHd_VQf89IySpufpny9vKJMvdFIy_97UsAeJhYEjczPmu9Zov8Z5OQKoA7z1Q7w1NMitGfI68J44/s1600/262030_168796886518957_1251314_n.jpg
Pada rasi bintang ini, ada satu bintang yang paling terang, dan biasanya dalam peta rasi bintang diberi simbol α (lihat gambar disamping).


3.      Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizsWMA4olDmkXjKRqeUitdCwZfN3DZOnO9xkTarFt5YpKQU0BMhKGwYEEe3UZIbU11NYSg8Z1hASiTUWYxHIQD67Sj3Bd8DkEvMfiPtoAIuPV-t3tyuT7Jg5hEwt6RPpqjx_mQmbq5Uzk/s1600/Seni+Rasi+Bintang+Orion.PNGRasi bintang Orion, sebagai penunjuk arah Barat.
Rasi bintang ini dapat dilihat di langit sebelah barat. Disebut juga dengan nama Rasi bintang Pemburu atau Rasi bintang Waluku. Dinamai Orion, yang artinya adalah pemburu dalam bahasa yunani, rasi bintang ini didedikasikan bagi Orion, putera Neptune, seorang pemburu terbaik di dunia.


Orion ini mudah dikenali dengan adanya 3 bintang kembar yang berjajar membentuk sabuk Orion (Orion Belt). Satu lagi yang menarik di rasi orion ini adalah adanya bintang Bellatrix dan Betelgeuse pada konstelasinya. Bellatrix identik dengan tokoh dalam Harry Potter, sedangkan Betelgeuse adalah salah satu judul film anak-anak waktu dulu.
Selain sebagai petunjuk arah barat, rasi bintang orion ini atau waluku dalam bahasa Indonesia sering dijadikan sebagai tanda bagi para petani jaman dulu untuk mulai menggarap sawah dan ladangnya.

4. Rasi bintang Scorpius/Scorpion, sebagai penunjuk arah Tenggara.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjAauxs6mzggbj721ve3C7id7f7T4aIH4vfbxjdkTv7TtyQb66loh6N0dDLehncZvY_B6eWjKAu9RIVWBv81XhTp635z-f-d5hlnkT7Oarr8j3VMC2nrTNGa5AgaLoZNaffdcLeUaGjgQ/s1600/scorpius.PNGRasi bintang keempat yang bisa dikenali dan menjadi petunjuk arah adalah rasi bintang kalajengking atau Scorpio. Rasi bintang satu ini agak susah dicari, karena jumlah bintang yang membentuk konstelasinya cukup banyak.

Pada konstelasi ini juga terdapat bntang Antares, salah satu bintang paling terang yang pernah ditemukan.


2.2.2 Besaran Astronmi
Para ahli menentukan besaran mendasar astronomi suatu bintang yaitu dengan cara:
1.      Massa Bintang
Pada dasarnya tidak ada alat yang bisa digunakan untuk secara langsung mengukur massa sebuah obyek di langit.  Massa suatu benda langit hanya dapat ditentukan dari pengaruh gravitasinya pada benda langit lainnya, yaitu dari gerak orbitnya.
Contohnya adalah massa Matahari yang dapat ditentukan dengan mengamati gerak orbit planet. Dan untuk penentuan massa bintang, secara umum hanya dapat ditentukan bila bintang itu merupakan komponen bintang ganda.


Berdasarkan Hukum Kepler ketiga, kuadrat kala edar obyek yang mengorbit Matahari sebanding dengan pangkat tiga jarak rata-rata si obyek dari matahari. Dan hubungan Hukum Gravitasi Newton dan Hukum Kepler ketiga bisa memberikan massa total kedua bintang dalam sistem bintang ganda dalam hubungan :
(                                     (2.4)
Dengan
P= periode orbit, dan = massa kedua bitang, R = total jarak antara kedua bintang.
2.      Jarak
a.       Metode paralaks
Description: http://langitselatan.com/wp-content/uploads/2008/04/paralaks.jpgLihat gambar, andaikan matahari adalah jarak Bumi-Matahari, d adalah jarak Matahari – bintang, dan p adalah sudut parallaks, didapatkan formula paralaks:
d(parsec) = 1 / p (detik busur)
Metode paralaks trigonometri hanya bisa digunakan untuk mendapatkan jarak bintang-bintang terdekat yakni sampai 100 parsec.
b.      Magnitudo mutlak bintang
Dengan mengukur terang suatu bintang, lalu menaksir kuat cahaya sebenarnya bintang itu. Karena energi yang dipancarkan sumber pada selang waktu satu detik akan melewati pemrukaan bola itu dalam waktu satu detik juga maka:
E = L / (4π d2)                         (2.5)
Jika luminositas dapat diketahui, dan E bisa diukur maka jarak bintang dapat diketahui. Bintang yang luminositasnya besar akan memiliki magnitudi kecil sedangkan bintang dengan luminositas kecil akan memiliki magnitudo yang besar. untuk menentukan kuat cahaya sebenarnya sebuah bintang, maka didefinisikan besaran magnitudo mutlak yaitu magnitudo bintang andaikan bintang diamati pada jarak yang sama yaitu 10 parsec. Jika ada dua bintang dengan magnitudo mutlak M1 dan M2 maka berlaku persamaan Pogson :
                                                      M1 – M2 = -2,5 log (L1/L2)                       
c.       Modulus Jarak
Jika jarak bintang dalam parsec adalah d dan fluks pancaran E dan magnitudo semu bintang m dan kita andaikan si bintang diamati dari jarak 10 parsec. Dan jika diandaikan fluks pancaran bintang E’, maka menurut persamaan Pogson:   m – M =  2,5 log (E/E’)  dan luminositas bintang L, maka : m – M = 2,5 log [(L/(4π d2)) / (L /(4π 102))] Maka, selisih magnitudo semu dan magnitudo mutlak akan memberikan harga jarak bintang dari pengamat setelah dikoreksi terhadap serapan antar bintang.
m – M  = – 5 + 5 log d
Besaran m – M tersebut disebut modulus jarak.
d.      Cepheid Sebagai Lilin Penentu Jarak
Maka modulus jarak bisa diketahui dengan m dari pengamatan pada bintang variabel Cepheid galaksi lain yang diamati, dan jarak pun bisa diketahui :
                                m – M  = – 5 + 5 log d
3.      Gerak
Bila diamati, bintang selalu bergerak di langit malam, baik itu tiap jam maupun tiap hari akibat pergerakan Bumi relatif terhadap bintang (rotasi dan revolusi Bumi). Walaupun begitu, bintang sebenarnya benar-benar bergerak, sebagian besar karena mengitari pusat galaksi, namun pergerakannya itu sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dalam pengamatan berabad-abad. Gerak semacam inilah yang disebut gerak sejati bintang.Gerak sejati bintang dibedakan menjadi dua berdasarkan arah geraknya, yaitu:
a.       Kecepatan Radial
Kecepatan radial, seperti telah dijelaskan sebelumnya, adalah kecepatan bintang menjauhi atau mendekati pengamat. Kecepatan ini biasanya cukup besar, sehingga terjadi peristiwa pergeseran panjang gelombang. Kecepatan radial bintang dapat diukur dengan metode Efek Doppler.
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhFvNeAhyphenhyphenXh-lhXEFy-KU599UOSUjpZJIWCxtAAyDBf53O8-gObb-mgL_8t1DKDhZ4___ySeYgmW9pUeEUsUTULyVrWoXf68LfzZqiyDSWi-0k2kwGsaLUMVw3wmTu6Te4pp7cfrXjuKEBU/s1600/image002.gif
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBQvXUKITkxS6imlXgmjuPGFZv0VZMDBVmhx3Syx2u0M9cnw6ltBQwLwwLs3xJTNcEO5nVbfWtUGaAwiy_cKYm7AP3HRZjf4OfG5j7aCtxfFILCdwNpF0lTW995mz0xkra6fV2-m8SCQcm/s1600/image004.gifatau dengan pendekatan untuk vr<<c dapat digunakan versi nonrelativistik yaitu:

Kebanyakan gerak bintang-bintang yang dapat diaamati geraknya memiliki kelajuan yang jauh di bawah kelajuan cahaya, sehinggi kita gunakan saja persamaan yang kedua. Penting untuk mengetahui kecepatan bintang dan galaksi umumnya dinyatakan dalam km/s.
b.      Kecepatan Tangensial
Kecepatan tangensial adalah kecepatan gerak bintang pada bola langit. Misalkan pada suatu tahun, bintang tersebut berada pada α,δ sekian, namun pada tahun berikutnya posisinya berubah. Perubahan koordinat dalam tiap tahun ini disebut proper motion (μ) yang merupakan kecepatan sudut bintang (perubahan sudut per perubahan waktu). Kecepatan liniernya dinyatakan dalam satuan kilometer per detik. Kecepatan linier inilah yang dikatakan kecepatan tangensial, yang dapat dicari dengan menggunakan rumus keliling lingkaran. Misal perubahan posisi bintang dari x ke x’, yaitu sebesar  μ (detik busur) setiap tahunnya.
Perhatikan gambar:

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJq26oUIupS7_iL6a55U7db9F_84oK6Yal-SZajG7SZJgUVrBB_rJPIUjv6Dl070n_NQ-STxJsPLW2fK8Ut2ptmbhWuwOcepfJ6lI3j06b_AXJ2DIjGq1uKBAL83IPp9RuxulCj3E8uwGs/s320/image006.jpg
d (parsec) dan μ ()
kita juga memiliki hubungan d = 1/p untuk d dalam parsec dan p dalam detik busur
Keliling = 360 º = 1296000”
Keliling = 2πd = 2π/p
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTCt-X_j5uLyI5oD5DeMJPD9AjDoTELiMrJmR6clyt_4bsOBcOZ-h4Pi25xGawnbE1472VARMcC30ZkxTUIgVPJ9p2DMYRNbqAPwcnr8mOJ-IqorgF500-W7NsZO3WO8U-ESgs9Z1vq9qG/s1600/image010.gif
dan mengingat definisi kecepatan sudut, v = ω d, maka:
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjettO3lDoVArIPzn2blSK2AvzMR877Z9SppR005TL7pgV8MJ2pDio7GCNI37C5inpBA88ROQhdHvx-dW3ZUgulJdYvg13SwIQ-yDhlK59IelrFvlm2U0Pw5wBVtTXj6SSElwt1GexTaXoP/s1600/image018.jpgDescription: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGEqDomE3_IL1xhpn6hjXDz17Ap4FSsKhOfNLeIxJKU_3GTrysV_RMWpbtE-cyYmO7QNiSCqN6_Y6yn6hyphenhyphenMDCVYFYl26Jgi7JZtYaCWVlzRhBXkcfQPQ_8lrpuxMLahJcyWxbHBim_gO-B/s1600/image012.gif





Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnks7vXDndE0nryrCu07J7U6SclQkegLwjEycDbOQ6BqrxGg7lWAU7gEZmV7Mx4kGRH2rfHsfqRzZDJGTQKu4ox1li6SS8h54MWAPaWeYfVlmn_RrbziATe4zzd7MxDCkYWWGbnVV4hEEu/s1600/image014.gif



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnwBU7IgtiK7ku8Ri9Y63h6vGEyicjk_C2XfYf7QNsk70S38dWb76USVJkH_PBgS5XDTkZflt8-QUm2eFgAyMsCiw1Xo_98AeHgIZk5-yBHUGK6aYMMazKBypIx_zvLRInFwVKDIxztkPC/s1600/image016.gif
 




c.       Kecepatan total
Di atas kita telah membahas kecepatan bintang dalam arah radial dan tangensial, sekarang kita akan mencari kecepatan total bintang, v. Karena arah sumbu radial dan tangensial tegak lurus, maka dengan mudah kita dapat menyelesaikannya menggunakan dalil Pythagoras atau trigonometri. Ingatlah sudut yang dibentuk antara sumbu radial dan vektor kecepatan bintang disebut sudut β.
v2 = vr2 + vt2
vr = v cos β
vt = v sin β
4.Suhu
Para ahli bisa memperkirakan suhu permukaan Matahari dengan berpedoman pada spektrum radiasi benda hitam. Atau jika Luminositas dan Jari-jarinya diketahui maka dengan menggunakan persamaan Luminositas, Suhu dapat diketahui. Dengan menganggap bahwa bintang adalah sebuah benda hitam sempurna, maka luminositasnya adalah:
L = 4πR2σT4
T =
5.      Jari-Jari
Untuk mengukur jari-jari suatu bintang maka terlebih dahulu kita dapat mengukur diameter bintang. Dari kecerlangan dan jarak bintang, kita bisa menghitung luminositasnya (L), sementara dari observasi terhadap kecerlangan pada panjang gelombang yang berbeda, kita bisa menghitung temperaturnya (T). Karena radiasi dari banyak bintang dapat diperkirakan dengan cukup akurat melalui spektrum benda-hitam Planck, besaran yang diperoleh dapat dihubungkan melalui persamaan:
L = 4πR2σT4
R =
Dari sini, kita memperoleh cara untuk menghitung R, radius (jari-jari) bintang.
6.      Magnitudo
Secara tradisi kecerahan bintang dinyatakan dalam satuan magnitudo. Kecerahan bintang yang kita amati, baik menggunakan mata bugil maupun teleskop, dinyatakan oleh magnitudo tampak (m) atau magnitudo semu. Secara tradisi magnitudo semu bintang yang dapat dilihat oleh mata bugil dibagi dari 1 hingga 6, di mana satu ialah bintang paling cerah, dan 6 sebagai bintang paling redup. Terdapat juga kecerahan yang diukur secara mutlak, yang menyatakan kecerahan bintang sebenarnya. Kecerahan ini dikenal sebagai magnitudo mutlak (M), dan terentang antara +26.0 sampai -26.5. Magnitudo adalah besaran lain dalam menyatakan fluks pancaran, yang terhubungkan melalui persamaan,
M = -25 log E + konstanta
dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
 dan
 2.2.3 Riwayat Bintang
Bintang-bintang lahir di nebula dari hasil pengerutan, kemudian terjadi fragmentasi sehingga membentuk kelompok-kelompok yang disebut protobintang . Bintang yang bermassa besar dan panas umumnya membentuk raksasa biru dan bintang yang relatif kecil membentuk katai kuning , seperti Matahari. Bintang-bintang besar dan panas memiliki inti konvektif dan lapisan selubungyang radiatif. Sedangkan bintang-bintang kecil seperti Matahari yangmemiliki inti radiatif dan lapisan selubung konvektif. Bintang tersebut terus berevolusi seiring dengan waktu. Bintang bermassa besar jauh lebih terang dan lebih singkat umurnya daripada bintang bermassa sedang. Begitu pula nasib suatu bintang ditentukan oleh massanya.
2.2.3.1  Diagram Hertzsprung-Russel
      Diagram Hertzsprung-Russell atau diagram H-R adalah diagram hubungan antara magnitude mutlak/luminositas dan kelas spektrum bintang/indeks warna. Diagram H-R digunakan untuk menunjukkan jenis-jenis bintangyang berbeda dan juga untuk mencocokkan prediksi model teoritis evolusi bintang dengan pengamatan. Pengelompokan bintang pada jalur yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan tahap evolusi bintang.
Description: http://htmlimg4.scribdassets.com/3l4rx5tidc2bg5m8/images/34-d7ad2bc8e3.jpgKebanyakan bintang mendiami suatu jalur dari kiri atas ke kanan bawahyang disebut sebagai deret utama . Ini dapat diinterpretasikan bahwa bagi kebanyakan bintang, makin tinggi suhu permukaannya makin terang cahayanya.

Bintang pada kelompok ini adalah bintang yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen di intinya. Hampir 90% usia bintang dihabiskan pada tahap deret utama ini yang menjadi penyebab tingginya populasi.
Bintang deret utama disebut juga sebagai bintang katai. Kelompok yang tampak terlihat jelas berikutnya adalah kelompok yangdisebut sebagai cabang raksasa, tempat bagi bintang-bintang yang sedang melangsungkan pembakaran hidrogen di kulit yang mengelilingi inti helium yang belum terbakar.  
BINTANG DAN DINAMIKANYA35
2.2.3.2  Kelahiran dan Kematian Bintang
      Para bintang lahir dalam awan molekul raksasa di antariksa. Mereka lahir dalam peristiwa yang disebut runtuh gravitasi. Awan molekul raksasa ini runtuh perlahan menjadi potongan-potongan kecil. Tiap potongan ini melepaskan energi potensial gravitasi dalam bentuk panas. Semakin panas dan panas hingga akhirnya menjadi bola berputar superpanas yang disebut protostar (proto bintang atau janin bintang).
a.       Cebol coklat
Dalam peristiwa runtuh gravitasi ini, tentu potongan-potongannya tidak sama. Ada yang besar, ada yang kecil. Janin bintang yang terlalu kecil (8% massamatahari) gagal lahir menjadi bintang. Ia tidak mati sih, tapi menjadi cebol coklat. Cebol coklat adalah bayi bintang prematur. Ia tidak mampu memulai fusi nuklir,tapi masih terlalu besar untuk menjadi planet. Cebol coklat umumnya memiliki massa sebesar 13 kali planet Yupiter. Ia gelap dan sendirian dengan cahaya yang redup. Setelah beberapa juta tahun, ia begitu coklat hingga akhirnya hitam legam.

b.      Cebol merah
Ia tidak seredup cebol coklat. Cebolmerah dapat hidup hingga ratusan miliar tahun. Jauh lebih lama dari cebol coklat. Padahal keduanya sama-sama cebol. Pada akhirnya, cebol merah juga akan mati. Ia sekarat setelah membakar habis seluruh hidrogennya. Ia tidak mampu membakar heliumnya dan karenanya ia menjadi bintang yang seluruhnya helium. Bersinar sebagai cebol putih. Umurnya terlalu panjang. Para ilmuwan berpendapat bahwa nyawa cebol putih benar-benar berakhir saat ia menjadi cebol hitam.

c.        Bintang rata-rata
Sedikit lebih besar dari cebol merah adalah cebol kuning. Matahari kita tergolong cebol kuning. Sebenarnya ia tidak terlalu cebol. Usia hidupnya sekitar 10 miliar tahun. Bintang rata-rata, seperti matahari kita, punya saat sekarat yang menarik. Iacukup besar untuk memakan helium setelah hidrogen habis dikonsumsi.Konsumsi helium membuat dirinya menggembung. Menjadi besar sekali dari ukuran aslinya. Saat-saat menjelang mati, ia berubah menjadi raksasa merah.
 
d.      Raksasa
Kelompok bintang yang ukurannya jauh di atas rata-rata ada si raksasa. Para bintang raksasa yang ukurannya bisa ratusan kali matahari.
BINTANG DAN DINAMIKANYA41

e.       Maharaksasa
Ada bintang yang lebih besar daripada bintang raksasa, yaitu maharaksasa.Bintang maharaksasa ukurannya lebih dari 40 kali massa matahari. Volumenya bisa jutaan kali matahari, menelan orbit Bumi dan Mars.Intinya adalah besi, diselubungi oleh silikon, oksigen, neon, karbon, dan helium. Lapisan-lapisan maharaksasa ini terbentuk akibat membakar zat yang lainsebelum yang masih ada habis dibakar. Sebelum hidrogen habis, ia sudah membakar helium.

Helium sendiri hasil dari memakan hidrogen jadi helium lebih sedikit. Sebelum helium habis, dia sudah mambakar karbon, dan seterusnya. Saat inti besinya telah mencapai batas TOV (Tolman-Oppenheimer-Volkoff) ia akanmeledak, jauh lebih dahsyat dari ledakan bintang raksasa. Ledakannya disebut hypernova.INTANG DAN DINAMIKANYA43
f.  Supermaharaksasa
Sebenarnya tidak ada yang namanya super maharaksasa. Secara astrofisika, ada yang dinamakan batas Eddington. Batas ini adalah batas dimana sebuah bintang tidak dapat lagi menahan dorongan keluar dari radiasinya sendiri. Ia terlalu terang sehingga tidak dapat eksis dalam satu kesatuan. Batas Eddington adalah 120 kali massa matahari. Jadi, tidak ada bintang yang lebih berat dari 120 kali massa matahari . Dalam masa yang sangat panjang, akhir hayatnya begitu singkat dan spektakuler. Dari nova, supernova hingga hypernova. Letupan yang cemerlangnya menerangi galaksi dan terpantau jutaan tahun cahaya. Cahaya ini hanya bertahan beberapa detik saja atau paling panjang, hanya beberapa bulan. Hembusan nafas terakhir bintang yang sekarat, pada gilirannya akan menjadi benih bagi bintang baru. Sisa-sisa supernova dan nova kembali mengembun dan menjadi awan molekul raksasa

BINTANG DAN DINAMIKANYA41

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa matahari merupakan salah satu bintang yang ada di alam semesta. Hal itu dapat dijelaskan karena matahari dapat memancarkan cahaya sendiri.  Matahari akan bersinar selama reaksi fusi yang ada didalam matahari masih berlangsung.
Dalam penentuan besaran astronomi sebuah bintang, para astronom menggunakan beberapa cara diantaranya yaitu :
·         Metode Paralak yang digunakan untuk mengukur jarak sebuah bintang.
d(parsec) = 1 / p (detik busur)
·         Dengan penerapan  hubungan Hukum Gravitasi Newton dan Hukum Kepler ketiga untuk penentuan massa bintang.
(
·         Dengan meninjau spectrum radiasi benda hitam untuk mementukan suhu bintang.
L = 4πR2σT4
T =
·         Berdasarkan hubungan antara luminositas dan jarak maka kita dapat juga menentukan jari-jarinya.
L = 4πR2σT4
R =
·         Kecerlangan bintang (magnitude)
M = -25 log E + konstanta
dimana m adalah magnitudo semu dan E adalah fluks pancaran.
 dan

Dalam hidupnya, sebuah bintang akan dimulai dari nebula (awan gas) kemudian atom-atom dari awan saling tarik menarik akibat adanya gaya gravitasi dan akhirnya membentuk jabang bintang ( protostar ) yang kemudian mengerut, memanas, dan memijar serta bersinar  (star) .
Nebula          protostar           Star         Red giant             Supergiant
                                                        Planetary nebula         Supernova         Neutron Star
                                                          White dwarf             Black hole
Black dwarf

3.2 Saran
Dengan berakhirnya pembuatan makalah ini, penulis mempunyai berbagai saran sebagai berikut:
1.      Baik penulis maupun pembaca agar memahami seutuhnya tentang dinamika bintang sehingga dapat mengambil manfaat dan menghindari dampak negative yang dapat ditimbulkan.
2.      Baik penulis maupun pembaca dapat lebih menggali cara-cara para astronom dalam menentukan besaran-besaran astronomi yang sulit ditentukan secara langsung.











DAFTAR PUSTAKA

Arulastro. 2012. Bintang. (http://arulastro.blogspot.com/2012/06/apa-itu-bintang.html, Diakse tanggal 12 Juni 2013)
Minda, Sari. 2012. Perkembangan Ilmu Falak Pada Masa Heliosentris.
(http://id. Perkembangan Ilmu Falak Pada Masa Heliosentris.html, diakses tanggal 7 maret 2013)
Ramlan, Taufik. 2000. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Bandung: Fisika FPMIPA UPI
Sepukelrisal. 2012. Bintang di galaksi kita. (http://sepukelrisal.wordpress.com/2012/03/15/sang-bintang-di-galaksi-kita/, Diakses tanggal 11 Juni 2013).